Mohon tunggu...
Achmad Arifin
Achmad Arifin Mohon Tunggu... Arsitek - memberikan artikel berita dan wawasan pengetahuan

Sebagai pekerja freelance

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penelitian Dosen Universitas Negeri Malang Uji Air Limbah Batik di Kabupaten Malang, Hasilkan Prototipe Pengolah Limbah

9 Agustus 2024   10:00 Diperbarui: 9 Agustus 2024   10:41 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengambilan Limbah/dokpri

Malang, Agustus 2024 -- Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Dr. Ir. Dwi Siswahyudi, M.T., dosen sekaligus Kaprodi S1 Pendidikan Bangunan Universitas Negeri Malang, bersama tim peneliti yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan alumni Teknik Sipil Universitas Negeri Malang, serta Associate Prof. Ts. Dr. Che Zuzikrami Azner Abidin dari UniMAP Malaysia, telah melakukan serangkaian uji air limbah batik di Kabupaten Malang. Penelitian ini dimulai dengan survei awal pada bulan Mei, diikuti oleh pengambilan sampel pada bulan Juni, dan pengujian yang dilakukan di Jasa Tirta, Kota Malang.

Pengambilan Limbah/dokpri
Pengambilan Limbah/dokpri
Dalam pengujian yang dilakukan, hasil menunjukkan bahwa sampel air limbah batik yang paling tercemar memiliki pH sebesar 9,5, Biological Oxygen Demand (BOD) 1879 mg/L, Chemical Oxygen Demand (COD) 5330 mg/L, Total Suspended Solids (TSS) 1600 mg/L, Ammonia (NH3) 1009 mg/L, serta kandungan minyak dan lemak sebesar 3.0 mg/L. Kondisi ini menunjukkan bahwa limbah batik mengandung tingkat polutan yang sangat tinggi dan memerlukan penanganan khusus.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, tim peneliti melakukan pendekatan dengan memilih metode pengolahan limbah yang melibatkan proses pemanasan. Pendekatan ini berhasil memisahkan zat padat dari uap air, sehingga dapat mengurangi tingkat polutan dalam air limbah.

"Pemanasan sebagai salah satu metode pengolahan limbah efektif dalam memisahkan zat-zat berbahaya dari air limbah. Proses ini memungkinkan limbah cair yang tercemar parah untuk diproses dan dimurnikan lebih lanjut, sehingga dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan," kata Dr. Dwi Siswahyudi, M.T.

Pengolahan air limbah dengan pemanasan melibatkan proses dimana limbah dipanaskan hingga suhu tertentu, menyebabkan air menguap dan meninggalkan zat-zat padat dan kontaminan. Uap air yang terbentuk kemudian dikondensasikan kembali menjadi air murni, sementara residu zat padat dapat diproses lebih lanjut atau dibuang dengan aman. Metode ini sangat efektif dalam mengurangi konsentrasi polutan seperti BOD, COD, dan NH3 dalam air limbah.

Penelitian ini tidak hanya memberikan solusi terhadap masalah pencemaran air akibat limbah batik, tetapi juga berhasil menghasilkan sebuah prototipe alat pengolah limbah yang diharapkan dapat diaplikasikan lebih luas di industri batik. Prototipe ini dikembangkan dengan mempertimbangkan efisiensi dan kemudahan operasional, sehingga diharapkan dapat digunakan oleh industri kecil dan menengah di wilayah Kabupaten Malang dan sekitarnya.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dampak negatif dari limbah batik terhadap lingkungan dapat diminimalisir, sekaligus memberikan kontribusi positif dalam menjaga kelestarian sumber daya air di wilayah Malang dan sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun