1. Pengembangan tentang potensi anak.
Sesuai dengan kapasitas orang tua, maka seyogyanya memahami potensi apa yang ada pada anaknya. Dengan demikian ketika anaknya tidak cakap dalam pelajaran seksata, ia tidak akan memaksakan kehendaknya masuk jurusan IPA baik di SMA atau perguruan tinggi, akan tetapi dengan bijak menghantarkan apa yang sebenarnya potensi yang ada pada anak tersebut.
2. Ketrampilan kerjasama dengan sekolah.
Pemahaman bahwa semua tanggung jawab pendidikan dan moral anak adalah sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, merupakan pemahaman yang harus diubah. Karena dengan pemahaman tersebut orang tua akan lepas tanggung jawab terhadap pendidikan anaknya. Justru ketrampilan yang harus ada pada orang tua adalah ketrampilan untuk bekerja sama dengan sekolah dalam mentukan karier anak sesuai dengan yang di cita-citakan.
3. Pengetahuan mengenai perguruan tinggi yang sesuai dengan minat dan bakat anak. Pengetahuan orang tua mengenai perguruan tinggi yang sesuai dengan minat dan bakat akan sangat membantu dalam menjembatani antara keinginan orang tua dan anak dalam menentukan perguruan tinggi atau karier yang akan ditekuni anaknya.
4. Ranah profesi yang ada di dunia kerja.
Pekerjaan atau karier yang kelak akan dijalani harus dipikirkan dengan serius dengan pertimbangan-pertimbangan. Khusus (bakat, keinginan, dll) tanpa melupakan peluang karier apa yang paling tepat dan banyak dibutuhkan dalam informasi ini, karena bukanlah hoki atau kebetulan belaka, tapi benar-benar merupakan pilihan hidup yang harus dipertimbangkan dengan serius.
5. Pola asuh yang menunjang sangat menunjang dalam pengembangan karier dan pendidikan anak adalah pola asuh yang demokratis, disiplin, cinta kasih sayang dan berpegang teguh pada agama yang kuat.
6. Bentuk komunikasi yang digunakan.
Tipologi komunikasi orang tua yang harus dilakukan adalah tipologi komunikasi gabungan antara tipe, idea, tipe people, tipe tindakan dan tipe proses.
7. Kepribadian orang tua yang sesuai dalam membentuk jati diri anak.