Mohon tunggu...
Achmad Ryyan Andifaprasta
Achmad Ryyan Andifaprasta Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis apa saja

Baru saja lulus kuliah, dengan predikat 'biasa aja".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Banjir Jakarta, Salah Siapa?

27 Februari 2020   11:34 Diperbarui: 27 Februari 2020   11:35 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto via Kumparan.com

Lagipula siapa yang mau menjadi petani jika bertani itu merugikan? Sementara pemerintah nampaknya tak serius untuk menjalankan perlindungan terhadap kaum tani. Hasil tani diadu dengan barang impor yang berharga jauh dibawah produk local, membuat petani gulung tikar.

Maka pilihan orang desa untuk tetap hidup adalah pergi ke kota. Karena di desa tidak ada yang bisa dilakukan. Skema ini terjadi di beberapa Negara di dunia: mendatangkan orang-orang desa ke kota untuk menjadi buruh murah, dengan cara melakukan penghancuran atas kehidupan desa. China pun melakukan ini, menghancurkan komune-komune desa agar dapat melakukan pembangunan ekonomi industry yang hari ini dianggap mencengangkan dunia.

Akhirnya, tak ada yang perlu benar-benar pantas disalahkan, atas kondisi Jakarta yang rawan banjir ini. Karena permasalahan ini berlangsung secara historis: ini akibat salah urus selama ratusan tahun. Dan akar permasalahan banjir Jakarta bukan berujung di sana saja, melainkan seluruh Indonesia. Banjir Jakarta bukan akibat permasalahan local, namun nasional atau bahkan global. Dan banjir bukan akibat kondisi hari ini, tapi adalah jalinkelindan permasalahan yang terjadi selama puluhan hingga ratusan tahun. Banjir Jakarta bukan hal yang local dan ahistoris, namun lebih dari itu.

Yang perlu dilakukan bagi siapa saja yang ingin pergi melangsungkan hidup di Jakarta adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Karena Jakarta tak seindah yang ditampilkan televise atau social media. Menyiapkan diri untuk hidup di Jakarta antara lain telah mendapat pekerjaan layak dan rumah yang layak huni. 

Terdengar sulit, memiliki rumah di Jakarta. Namun coba saja menabung. Atau mengikuti undian #smartfrenWOW. Sudah 5 periode terlaksana, dan 5 orang sudah mendapat rumah setiap bulannya. Kamu selanjutnya? Bisa jadi. Yang terpenting Kawan Cerdas jangan sia-siakan kesempatan ini. Selain rumah, ada hadiah berupa mobil Kijang Innova dan motor Vespa Matic. Serta hadiah menarik lainnya seperti handphone Samsung atau Iphone. Caranya mudah, download saja aplikasi MySmartfren, kumpulkan SmartPoin nya kemudian tukarkan dengan kupon undian. Semoga beruntung!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun