Dampak Kehidupan Malam Bagi Mahasiswa di Kota Malang
Meningkatnya kehidupan malam di kalangan mahasiswa telah menjadi sebuah masalah yang menarik perhatian berbagai pihak, mulai dari akademisi, orang tua, hingga masyarakat umum. Pada fase ini, mahasiswa sering kali mengalami transisi dari kehidupan remaja menuju kedewasaan, yang sering diisi dengan eksplorasi identitas dan kebebasan. Kehidupan malam juga memiliki 2 sudut pandang, yaitu sisi positif dan negatif. Kegiatan ini identik berkumpul dengan teman, menghadiri sebuah acara, atau menikmati hiburan.
Masalah ini juga semakin menarik karena adanya perkembangan jaman, dengan begitu kehidupan malam bukan hanya sekedar berkumpul dan menghadiri sebuah acara atau menikmati sebuah hiburan saja. Banyak cara yang bisa dilakukan mahasiswa untuk mengisi kegiatan di malam hari baik secara positif maupun negatif. Tetapi semakin kesini masyarakat menganggap kehidupan malam sebuah kegiatan yang mengarah pada sesuatu yang negatif dan memiliki dampak didalamnya. Selain itu banyak mahasiswa yang menganggap kehidupan malam adalah sebuah pencapaian yang membuat mereka berlomba – lomba untuk melakukan nya. Pada jaman ini banyak para mahasiswa yang ingin mendapatkan sebuah validasi dari orang lain agar dipandang ‘berbeda’ oleh orang lain maupun teman – teman nya, maka tidak heran pada saat fase remaja mereka melakukan eksplorasi untuk menemukan jati diri nya sendiri.
Mahasiswa seringkali menjadikan kehidupan malam sebagai pelarian dari rutinitas yang membosankan. Melepas lelah dari tekanan akademik, tuntutan tugas, dan beban masalah menjadi alasan sebagian mahasiswa untuk mencari hiburan untuk menyegarkan pikiran. Kehidupan malam menawarkan suasana yang santai, dimana para mahasiswa bisa bersenang – senang tanpa memikirkan masalah yang ada. Selain itu bagi beberapa orang, kehidupan malam dapat dianggap salah satu cara untuk memperluas pertemanan atau memperluas relasi. Banyak mahasiswa yang menganggap dengan mendatangi tempat hiburan malam seperti diskotik, karaoke, konser, mereka bisa bertemu orang – orang baru dan bisa membangun koneksi baru, tidak heran jika kehidupan malam dianggap “kekinian” atau “gaul”. Namun tidak semua daya tarik kehidupan malam yang terjadi tidak sesuai dengan norma yang ada. Dunia malam memiliki sisi gelap yang berpotensi membawa dampak buruk terhadap perkembangan pribadi dan akademik mahasiswa.
Meski kehidupan malam dianggap keren, dampak yang ditimbulkan tidak setara dengan yang sesuatu hal yang ditawarkan. Kehidupan malam memang bisa menjadi salah satu alternatif yang bagus untuk melepas lelah, tetapi itu semua terjadi jika dilakukan dengan bijak. Namun, tidak sedikit juga yang menjadikan kegiatan ini sebagai rutinitas dan tidak terkontrol yang berakhir merugikan diri sendiri. Salah satu dampak negatif yang nyata di kalangan mahasiswa adalah menurun nya semangat dalam meraih tujuan kuliah dan menurun nya nilai akademik. Kehidupan malam identik dengan begadang yang membuat mahasiswa lelah fisik dan mengganggu pola tidur mereka. Mereka yang sering melakukan kegiatan di malam hari membuat mahasiswa menjadi lelah dan kurang konsentrasi di esok harinya. Hal ini pastinya berdampak pada produktifitas mahasiswa di perkuliahan hingga mempengaruhi nilai akademik.
Selain itu, kehidupan malam juga memiliki resiko kesehatan yang tidak bisa disepelekan. Kebiasaan begadang dapat berdampak pada kesehatan tubuh dan mental. Lebih buruknya lagi kehidupan malam sering dikaitkan dengan alkohol dan rokok hingga penyalahgunaan narkoba. Bagi mahasiswa yang terlibat dalam kebiasaan ini, risiko kesehatan seperti kecanduan, kerusakan organ tubuh, hingga gangguan mental menjadi ancaman serius.
Dampak negatif lainnya adalah pengaruh sosial yang buruk. Ajakan teman yang sebaya di dunia malam merupakan salah satu alasan mahasiswa susah untuk menolak hal yang sebenarnya bertentangan dengan norma dan tidak sesuai dengan kepribadian mereka, seperti mulai mencoba merokok, minum minuman beralkohol hingga mencoba obat – obatan terlarang. Kebiasaan serta gaya hidup ini bisa membuat mahasiswa menjadi hidup secara hedon atau suka menghambur hamburkan duit, dimana kesenangan yang sesaat menjadi prioritas utama yang diusahakan. Mahasiswa yang terjebak dalam kondisi ini cenderung kehilangan tujuan utama untuk belajar di perguruan tinggi dan menggapai keinginan mereka di masa depan. Selain itu terjebak dalam gaya hidup seperti ini cenderung susah untuk mengembalikan kebiasaan yang baik, sehat dan produktif.
Kesulitan finansial juga merupakan dampak yang dirasakan mahasiswa yang banyak menghabiskan hidupnya di dunia malam. Tempat – tempat hiburan malam seperti diskotik dan karaoke biasanya mematok harga yang tinggi untuk menikmati hiburan yang disediakan. Bagi mahasiswa yang hidup berkecukupan, biasanya menjadi susah untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran uang. Tidak sedikit mahasiswa yang melakukan berbagai cara untuk memenuhi gaya hidupnya tersebut, seperti meminjam duit pada teman atau keluarga terdekat, melakukan hutang online atau yang biasa disebut pinjol, ironisnya ada sebagian mahasiswa yang hingga berbohong terhadap orang tua mereka untuk meminta duit agar tetap bisa menikmati hiburan malam bersama teman – temannya. Hal ini sangat disayangkan, karena yang sebenarnya kehidupan malam hanya dijadikan untuk refresh otak justru dijadikan gaya hidup dan prioritas dalam kehidupannya.
Untuk mencegah dampak negatif dari dunia malam, mahasiswa perlu mengontrol dan menentukan mana yang seharusnya menjadi prioritas dalam hidup. Salah satu cara untuk mengatasi dampak – dampak negatif tersebut adalah memastikan tugas dan kewajiban yang ditargetkan sudah selesai, agar antara kewajiban dan hiburan menjadi seimbang. Selain itu mahasiswa juga harus membatasi frekuensi mengunjungi hiburan malam tersebut, selain untuk menjaga kesehatan diri juga untuk menjaga finansial dan mental. Mahasiswa juga bisa harus mengatur jadwal dengan bijak agar bisa menyeimbangkan waktu antara belajar, istirahat, dan hiburan.
Selain itu mahasiswa bisa mencari alternatif lain untuk melepas penat dan stress dengan cara mencari kesibukan lain seperti melakukan hobi otomotif, melakukan olahraga, mengikuti komunitas yang bertujuan baik dan jelas, atau melakukan kerja paruh waktu untuk menambah penghasilan sebagai mahasiswa. Dengan melakukan kegiatan positif, mahasiswa bisa menjadi lebih produktif serta menjalin relasi baru dengan orang – orang yang lebih positif.