Pagi menjemput terang dalam bayang-bayang yang disisakan oleh malam
Berpendar dalam penyatuan dua menara yang tinggi mencakar langit-langit kala sepasang mata memandang binar di kedalaman lubuk hatimu
Aku berkata lirih; bahwa tiada jurang yang tak ganas
Engkau pun menerka-nerka seberapa dalam jurang itu
Atau bunga-bunga yang menunggu waktu kapan akan merekah tanpa kelopak yang rusak
Bila di dasar jurang tumbuh bunga yang demikian; mungkinkah kau ingin memilikinya?
Tapi tunggu, jangan kau minta aku yang memetik...
karena...
tak ada jurang yang tak ganas.
Bogor, 13 Juli 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!