Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bunga Cinta Rongsokan Masa Silam

21 Juni 2020   21:43 Diperbarui: 21 Juni 2020   21:50 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: PEXELS.com/BURST

Ketika cahaya pagi semburat di cakrawala engkau bergegas sembunyi dari riuh keramaian sambil mengemasi luka usai menuntaskan lakon perang semalam.

Matahari semakin tinggi, engkau takut menatap sorot mata berkilat pedang, tak tahan nyalimu bertarung di arena siapa berkuasa dia pasti jadi pemenang.

Siang harimu adalah malam bertapa di antara desing peluru dan jerit tangis bayi-bayi yang diusir dari rahim ibunya.

Bunga cinta yang engkau tawarkan jadi rongsokan sisa kenangan masa silam yang dicibir dan disepelekan.

Dunia dirundung malang penghuninya tertawa girang jadi memedi gentayangan
ngalor ngidul memuja bayangan.

Ini puisi engkau lempar ke selokan berhamburan huruf dan kata-kata, terinjak lalu menempel di bawah sepatu, tak seorang pun hirau engkau pernah mencipta puisi di keheningan yang merobek gendang nurani.

Jagalan, Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun