Sebaiknya dan memang lebih baik #JanganMudikDulu. Apa sebab?
Ada banyak bukti menunjukkan pergerakan orang terinfeksi virus corona dari kota zona merah menuju ke tempat lain, di mana pun itu, baik pergerakan antarkota apalagi ke desa, mau jalan kaki, naik motor, mobil, truk, pesawat, kapal laut, bisa mempercepat penyebaran itu virus.
Kita memang harus berpuasa: puasa mobilitas, mengurangi bepergian, alias lebih sering berdiam di rumah.
Namun, semuanya ada pengecualian. Nah ini yang bikin repot. Setiap orang memiliki tafsir pengecualian sesuai pembenaran yang dibenar-benarkannya sendiri.
"Saya akan tinggal di rumah, kecuali saat harus pergi bekerja."
"Saya siap melaksanakan anjuran di rumah saja, kecuali saat harus berjualan ke pasar."
"Di rumah saja? Tidak masalah, kecuali semua orang dan semua aktivitas berhenti total."
"Saya pun ikhlas tidak mudik, kecuali saya tidak kena PHK."
"Berapa pun lamanya tinggal di rumah, saya sih oke-oke saja, kecuali pemerintah memenuhi kebutuhan hidup keluarga saya."
Siapa yang salah? Tidak ada yang salah. Semua benar menurut konteks latar belakang masing-masing. Pemerintah, pejabat, tenaga kesehatan, pemegang otoritas keagamaan, masyarakat merasa benar atas setiap keputusan yang diambilnya.
Masing-masing memiliki logika pembenaran. Akibatnya, pembenaran yang dianggap kebenaran itu bisa saling bertabrakan.