Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hiperealitas Corona: Aibku, Aibmu, Aib Kita Semua

17 April 2020   00:43 Diperbarui: 19 April 2020   19:15 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita bohong baru ketahuan bohong setelah dilakukan verifikasi. Ketika verifikasi belum dilakukan berita itu pun menyebar ke mana-mana. Akurasi kebenarannya diyakini seratus persen benar. Tidak ada "ruang kosong" untuk menerima kehadiran sikap waspada, apalagi mencernanya secara logis.

Pokok pikiran itu saya sampaikan kepada teman-teman yang tengah merancang edukasi untuk warga di kampung saya. Anak-anak muda itu cukup tanggap dan cekatan melakukan antisipasi dampak negatif terkait keresahan dan kecemasan warga menghadapi corona.

"Begitu kita panik, logika kita mati," demikian pesan saya kepada kawan-kawan. Ketika logika dan nalar sehat macet, kita akan menebar aib kita sendiri. 

Mbah buyut kita berpesan, "Sak beja bejane wong sing lali isih begja wong kang eling lan waspada." []

Jagalan, 170420

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun