Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Narasi Bencana Pandemi yang "Kepleset" Jadi Narasi Ancaman Kejahatan

6 April 2020   23:08 Diperbarui: 6 April 2020   23:16 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adapun tujuan kampanye untuk publik adalah membangun kewaspadaan dan solidaritas secara komunal. Diperlukan narasi bencana yang gamblang supaya masyarakat tidak menyepelekan wabah ini.

Alih-alih menjalin komunikasi yang efektif, sebagian warga masyarakat justru larut dalam narasi "Kami Tidak Takut. Ini narasi melawan kejahatan teroris, bukan narasi menghadapi bencana pandemi.

Itulah mengapa pembatasan sosial dan physical distancing bukan perkara mudah diterapkan di Indonesia. Selain karena karakter komunal masyarakatnya cukup kental, narasi yang diluncurkan serba bias dan kadang ambigu.

Tulisan ini bisa saja melebar-lebar ke persoalan kesadaran literasi masyarakat yang masih minimalis. Namun, bukan saatnya melancong ke persoalan lain. Kita tengah berkejaran dengan waktu. Narasi ancaman kejahatan perlu digeser menjadi narasi bencana pandemi---segera.[]

Jagalan, 60420

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun