Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Infodemics" Korona, Ketangguhan Rakyat Kecil dan Mari Tetap Bergembira

7 Maret 2020   09:18 Diperbarui: 7 Maret 2020   09:16 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: caknun.com/KC

Dalam konteks meruat diri, rakyat kecil memiliki keyakinan sangka baik, seperti "Gusti Allah mboten sare" (Allah tidak pernah tidur), "Nek iyo mosok ora, nek ora mosok iyo" (Kalau "ya" tidak mungkin "tidak", kalau "tidak" tidak mungkin  "iya"), "Eling lan waspada" (selalu ingat dan waspada).

Teknologi internal kebatinan itu menjadi salah satu benteng pertahanan hidup mereka. Mengiringi langkah kaki setiap hari, baik untuk menyambung hidup maupun untuk mempertahankan hidup.

Rakyat kecil lumayan tangguh saat menghadapi infodemics. Jangankan "sekadar" menghadapi informasi yang tidak jelas sumbernya, kesulitan hidup macam apa pun yang mengepung mereka akan diolah menjadi bahan untuk bergembira. Wajah mereka tetap sumringah, ramah, selalu tersenyum dan tertawa-tawa.

Kalau kita mengenal terminologi "sugih tanpa banda", warga "pinggiran" ini menerapkan prinsip "sehat tanpa obat".

Ringkas kata, jangan lupa untuk selalu bergembira.[]

Jagalan, 070320

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun