Kepada siapa harapan terhadap masa depan kita titipkan? Jawabnya, kepada anak-anak muda. Bung Karno pernah menggelorakan, "Berikan kepadaku sepuluh anak muda. Akan aku guncang dunia."
Itu baru sepuluh anak muda. Bagaimana jika seratus, seribu, sejuta anak muda? Kawan saya berseloroh, "Bisa hancur berkeping-keping ini dunia!"
Optimisme tidak pernah padam saat membincangkan anak muda. Selalu terbit keyakinan bahwa mereka diciptakan untuk menggenggam masa depan. Namun, masalahnya, anak muda seperti apa yang akan mengguncang dunia?
Satu hal yang perlu dicatat. Dunia yang dimaksud tidak selalu dunia global internasional. Skala RT/RW, dusun, kampung atau kecamatan adalah sebuah dunia juga. Anak-anak muda bisa mengguncang dunia walaupun dalam skala lokal.
Apalagi kita sering mendengar nasihat, sebelum menggenggam dunia, terlebih dahulu taklukkan jagat alit atau dunia kecil dalam dirimu. Jadilah pemimpin alam mikrokosmos. Setiap manusia adalah pemimpin, terutama bagi dirinya sendiri.
Dunia yang dimaksud, dengan demikian, bisa berskala mikro atau makro. Bergantung dari mana melihat sisi pandang dan sudut pandangnya.
Optimisme tulisan ini sederhana saja. Anak-anak muda kini tengah mengalami kebangkitan. Mereka semakin melek terhadap potensi dusun atau desanya. Fenomena ini semakin menggejala, terutama di dusun dan desa terpencil.
Kebangkitan itu pun tidak harus mewah dan gagah. Mereka berkumpul, bertukar pikiran, jagongan bareng, sambil diselingi petikan gitar dan lagu---seperti yang saya lakoni di kampung---sungguh pemandangan yang menggembirakan.
Forum-forum kecil semacam itu, dialog sambil duduk melingkar, menawarkan semangat kebersamaan dan kesetaraan. Tidak ada yang merasa paling pintar. Semua sejajar. Kesadaran terhadap pentingnya membuka cakrawala berpikir mengalahkan egoisme sesaat.
Hampir bisa dipastikan kebangkitan selalu diawali dari mindset, paradigma, cara berpikir memandang realitas. Sikap berpikir kritis, corak semangat anak muda, menjadi penggeraknya. Melalui dialog bermacam-macam pertanyaan pun mengalir. Mulai dari pertanyaan yang sederhana hingga pertanyaan yang menggugat keadaan. Semua dinikmati dalam atmosfer belajar bersama yang menggembirakan. Semua kembali dimulai dari desa.
Membangun "Paradise" di Desa