Menjelang Idul Fitri yang kurang beberapa hari harapan kita sederhana saja. Kembali ke fitrah adalah kembali menambal sisi kemanusiaan yang selama ini bolong-bolong digerus oleh egoisme ambisi benere dhewe. Menyadari batas-batas kemanusiaan untuk merawat kemesraan hidup bersama. Menegakkan puasa sebagai kesadaran imsak: sanggup nge-rem, menahan diri, di tengah hiruk pikuk komunikasi yang kemampuannya hanya nge-gas. Â
Sayangnya, puasa kita baru sebatas menahan diri tidak makan dan tidak minum. Itu pun saat buka puasa kita menjadi manusia yang nge-gas tanpa batas.[]
Jagalan, 3 Juni 2019