Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seimbang antara "Ngegas" dan "Ngerem"

4 Juni 2019   01:36 Diperbarui: 4 Juni 2019   21:21 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang Idul Fitri yang kurang beberapa hari harapan kita sederhana saja. Kembali ke fitrah adalah kembali menambal sisi kemanusiaan yang selama ini bolong-bolong digerus oleh egoisme ambisi benere dhewe. Menyadari batas-batas kemanusiaan untuk merawat kemesraan hidup bersama. Menegakkan puasa sebagai kesadaran imsak: sanggup nge-rem, menahan diri, di tengah hiruk pikuk komunikasi yang kemampuannya hanya nge-gas.  

Sayangnya, puasa kita baru sebatas menahan diri tidak makan dan tidak minum. Itu pun saat buka puasa kita menjadi manusia yang nge-gas tanpa batas.[]

Jagalan, 3 Juni 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun