Kawan saya ini termasuk "makhluk" yang paling sulit untuk diajak menghadiri acara buka puasa bersama. Apalagi acara kumpul buka puasa bareng bertempat di rumah makan. Apa pasal? Saya tidak tahu. Hingga suatu hari saya merasa berkewajiban untuk mewawancarainya.
"Jadi buka puasa di rumah makan itu buruk dan tidak indah?" tanya saya.
"Tolong saya jangan dikejar dengan pertanyaan yang kebenaran jawabannya sungguh relatif. Setiap orang silakan menempuh kebenarannya masing-masing. Saya tidak akan mengumumkan kebenaran versi saya apalagi hal itu menimbulkan pro dan kontra bagi orang lain."
Wawancara saya gagal.
Tiba-tiba ia muncul di acara buka bersama yang diadakan di rumah seorang kawan. Rasa penasaran saya terusik.
"Tumben mau datang?"
"Saya wajib datang," jawabnya.
"Katanya tidak mau hadir di acara bukber?"
"Soal bukber itu gampang. Yang penting adalah bagaimana kita menghormati tuan rumah yang telah menyiapkan segala sesuatu untuk acara kumpul bareng ini."
"Bukan terutama karena buka bersama?"
"Bukan. Kalau buka puasa kita bisa lakukan di rumah cukup dengan minum segelas air putih. Sedangkan merawat paseduluran adalah kewajiban kita bersama. Butuh komitmen untuk menjaganya."