Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Antara Nama, Perilaku, dan Makna Konotasi yang Semakin Liar

13 Januari 2019   01:10 Diperbarui: 18 Januari 2019   08:19 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka, sontoloyo bukan sontoloyo, genderuwo bukan genderuwo. Mereka adalah imaji di alam pikiran yang kita mainkan semau-mau selera kita. Kata-kata itu, mulai dari kata yang beraroma surga hingga neraka, tidak penting lagi diucapkan sesuai makna dasar dan etimologinya ataukah tidak. Surga bisa berarti neraka, putih adalah hitam, pengecut adalah pahlawan, pejabat dijunjung sebagai pemimpin.

Entah bagaimana asal mulanya: nama seseorang yang menjadi identitas kini berubah jadi personalitas. Dia itu siapa rasanya lebih wah, lebih mewah, lebih masyhur daripada apa dan bagaimana perilakunya.[]

Jombang-Yogya, 12 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun