Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gerakan Literasi Khas Desa Mentoro

12 Februari 2018   22:11 Diperbarui: 13 Februari 2018   08:27 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya jadi berpikir keras, tugas menulis pengantar Kampung Literasi Desa Mentoro bukan pekerjaan enteng, kecuali literasi dipahami sebagai literasi yang terkonotasi---literasi yang didefinisikan secara minimalis, misalnya gerakan memberantas buta huruf, kemampuan kognitif untuk membaca dan menulis atau paling jauh kemampuan berbicara secara lisan (oral).

Menulis pengantar gerakan literasi akan tidak seringkas dan sesederhana konotasi literasi yang semakin nge-blur oleh bias-bias. Definisi literasi yang minimalis akan mengabaikan konteks sosial dan budaya Indonesia. Hal itu tak ubahnya merumuskan gajah cukup dengan meraba-raba ekornya, lalu di-swafoto-kan bahwa ekor gajah adalah gajah.

Yang benar-benar saya syukuri, Mentoro dan Padhangmbulan tidak ikut-ikutan latah ber-swafoto, simbol eksistensisme manusia zaman now. []

Jombang, 120218

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun