Kalau raga ini terlalu ringkih
Menanggung derita yang merintih-rintih
Pinjamkan kepadaku tongkat Musa
Agar gelombang terbelah pasrah
Dan aku larung duka derita mereka
Di samudra kasih sayang-Mu
Jika akal ini terlalu bebal
Memahami dialektika benar dan salah
Tiuplah ubun-ubunku dengan cahaya kekasih akhir zaman
Agar cairan dalam otakku menjadi encer
Dan aku mandikan mereka
Di telaga bening ilmu-Mu
Tapi,Â
Aku bukan siapa-siapa
Selain manusia juga
Yang setiap saat diserbu nelangsa
Oleh keadilan yang disemprotkan seperti bau deodoran
Di setiap lipatan ketiak zaman
Atau memang seperti ini
Hidup berderap-derap yang engkau rencanakan
Sedangkan mayat berserakan menatap langit
Mata tak berkedip
Dan aku berjalan sambil melompat-lompat
Agar tidak terpeleset darah yang pekat
Tiba-tiba suara menghardikku:
Lemparkan selimut puisimu
Berdiri. Tegak
Jombang, 210118