Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mewaspadai Jejak Kata-kata Para Koruptor

28 Desember 2017   12:02 Diperbarui: 28 Desember 2017   13:35 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://portalsemarang.com/

Alih-alih meninggalkan jejak bahasa yang mengandung nilai-nilai kebaikan dan kebijaksanaan, para koruptor yang menggarong uang rakyat itu bahkan merobohkan pilar-pilar peradaban yang tercermin dalam muatan filosofis sebuah kata. Para maling itu meracuni jantung komunikasi. Mereka menghancurkan sendi kehidupan hingga ke akar-akarnya.

Saya benar-benar kepingin tahu bagaimana rupa sel-sel berpikir dalam otak para koruptor saat menyebut kata "pengajian" sehingga mengalami distorsi yang daya rusaknya sangat dahsyat. Kalau ditilik per individu, perilaku memalingi uang rakyat itu bukan sekadar kasus hukum. Ia adalah peristiwa korsleting budaya cara berpikir---bahkan korsleting yang mengalirkan arus tragedi kemanusiaan. Gamblangnya, mereka yang mengglangsing uang negara itu patut dipertanyakaan: jangan-jangan mereka adalah hewan yang nyamar jadi manusia.

Bagaimana lagi? Manusia kok mencuri. Manusia kok menipu. Manusia kok menghina. Manusia kok memerkusi. Manusia kok mem-bully. Manusia kok memonopoli kebenaran. Manusia kok membunuh manusia. Dan itu semua tidak cukup hanya dengan dijawab: "Pejabat atau apapun profesinya juga manusia!"

Kita bisa menderet panjang kok, kok, kok itu hingga pada akhirnya tiba pada kesimpulan bahwa manusia tengah menghancurkan dan membusukkan diri mereka sendiri ke dalam liang kubur yang hina.

Bahkan terhadap satu biji kata, kita wajib untuk waspada.

Cinangka, 28 Desember 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun