Maksud sahabat saya mungkin begini: kebenaran model 4x4 atau semangat Saya Pancasila tancapkan saja dalam relung ruang kesadaran. Lalu tunjukkan ekspresinya melalui kemaslahatan, kebaikan, keindahan, kebersamaan, kesejahteraan, keamanan, keberadaban—saya jamin martabat kemanusiaan dan harta bendamu aman di sisku. Saya jamin tidak akan saya nistakan harga diri Anda. Saya jamin tidak akan saya curi kesejahteraan Anda dan anak cucu. Saya jamin keselamatan hidup keluarga Anda.
Maka, kita berpuasa dari kata-kata mubadzir yang tidak memproduk kemaslahatan bersama. Kita memastikan kebenaran Saya Muslim, Saya Kristen, Saya Konghucu, Saya Jawa, Saya Batak, Saya Madura berada di maqam dan ruangan yang tepat. Kewajiban kita selanjutnya adalah mengolah setiap kebenaran yang kita yakini itu menjadi produk sosial, budaya, politik, pendidikan, ekonomi yang mengamankan, menyelamatkan dan menyejahterakan satu sama lain. Puncak produk ideologi itu bernama Pancasila.
Jadi, sebagai Saya Muslim atau Saya Apapun, apa setoran kemaslahatan serta sumbangan rahmatan lil alamin kita untuk Indonesia?
Walaupun kita memiliki seribu paham kebenaran, kalau tidak menjamin kemaslahatan, keamanan dan keselamatan satu sama lain—lebih baik disimpan saja untuk kapan-kapan dikeluarkan menjadi produk perilaku yang mengamankan dan menyelamatkan. Sederhana bukan?
Sesederhana jawaban Gus Dur yang dituduh kafir. “Gampang. Saya baca kalimah syahadat lagi. Beres.” []
jagalan 02.06.17
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H