Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Foto Bersama Mayat dan Hidup dalam Kematian

6 April 2017   22:59 Diperbarui: 7 April 2017   22:30 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah mereka yang berpose gagah itu hidup? Bagaimana kalau saya mengatakan pada saat yang sama mereka sedang mengalami kematian: mati rasa, mati teposliro, mati nalar pantes-gak pantes—walaupun para mayat itu kerap mengancam keselamatan orang lain?

Kita tidak bisa membangun kesadaran bahwa hidup adalah garis linier yang secara tegas memisahkan kiri dan kanan. Pada kadar dan konteks kesadaran tertentu kita memiliki kemungkinan potensi untuk berbuat jahat yang menghinakan martabat kemanusiaan, namun juga mengandung kemungkinan tampil bagai seorang pahlawan kemanusiaan. Dalam diri manusia bersemayam iblis dan malaikat, setan dan nalar sehat, nafsu dan akal. Manusia adalah makhluk multifenomena.

Gagah dalam kelemahan, hidup dalam kematian, itulah refleksi saya atas foto belasan orang yang berpose gagah di antara para mayat.[]

jagalan 06.04.17

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun