Pendidikan kita menghasilkan generasi manuk emprit—padahal DNA kita adalah burung garuda. Pendidikan yang melanggar potensi DNA generasi bangsa yang ontentik itu apakah bukan pelanggaran terhadap substansi kemanusiaan?
Yang kita perjuangankan selain laki-laki dan perempuan itu setara, laki-laki dan perempuan itu manusia yang harus diperlakukan secara bermartabat. Sudahkan pendidikan kita melakukannya? []
jagalan 12.03.17
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H