“Duit gede banget, yang dikorupsi juga gede,” demikian seloroh obrolan di warung kopi. Satu rupiah di tengah peredaran nominal duit yang gede banget seakan menyidir bahkan menampar calon koruptor dan para koruptor. Namun, apa ada koruptor peka terhadap nasehat dan pesan kecuali peka membaca celah dan peluang untuk memperkaya diri sendiri?
Pesan Presiden Jokowi harus disikapi sebagai bentuk perlawanan negara terhadap budaya korupsi yang apabila tidak kunjung dibabat habis akan menggurita dan membentuk peradaban baru—peradaban korupsi.
Innamal a’malu binniyyati. Segala amal bergantung pada niat. Dan hingga kini tidak ada detektor niat tersembunyi. Betapa sangat berbahaya ketika terdetik niat walaupun kecil, samar, dan berada di dasar hati paling dalam untuk merancang skenario korupsi. Yang kecil, samar, dan sembunyi di hati paling dasar itu akan menuntun calon karuptor melaksanakan aksinya—satu rupiah itu ibarat angka pertama sebelum mencapai dua, sepuluh, tigapuluh lima, seratus, satu juta, seratus miliar rupiah…
Pesan Presiden Jokowi tersebut apakah akan menjadi trendsetter sebagaimana payung biru dan sandal jepit Fladeo? []
rumah ngaji 111216
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H