Beginilah kita
Tertawa di tengah duka
Bukan air mata Â
Atau kelam menggurita
Kebal pada segala rasa
Padu di tonggak kuasa
Yang menancap di ubun ubun kepalaÂ
Oh tidak
Duka tidak istimewa
Di genggaman erat dada terbuka
Ia lewat sesekali saja
Larut di samudera fana
Rontok di bening mata
Pemilik bibir terindah seduniaÂ
Datang dan pergi
Duka menari-nari
Larut dalam riang hati
Pelan pasti mengabadi
Menjadi dongeng senja hari
Garis batas ruang sepi
Rumah kekasih rahasia sejati
Jagalan 231016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H