Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nyambut Gawe, 996-E dan Guolaosi

21 Oktober 2016   00:20 Diperbarui: 21 Oktober 2016   12:53 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://theglobalquorum.com/

“Bekerja? Ya, tiap hari, tiap detik saya bekerja!”

“Di mana?”

“Di mana-mana!”

“Yang tetap?”

“Yang tetap…, o, maksudnya yang tetap di satu tempat, lantas masuk pagi jam tujuh dan pulang siang jam dua, begitu? Ah, kerja yang itu tak usahlah!”

Cara Chairil bekerja merupakan manifestasi perpaduan yang utuh antara kreasi dan rekreasi—walau dalam bentuk yang ekstrem. Di zaman sulit seperti itu Chairil tetap tegak dengan cara pandang khas dirinya tentang makna bekerja. Tentu saja, Mirat Tua dan keluarganya mengerutkan kening. Bagi Chairil bekerja bukanlah menjadi alat musik kehidupan—tapi menjadi pemain dari lagu penghidupan.

Alat musik simbol dari mesin, dan dengan demikian, bekerja bukan mendehumanisasi diri menjadi mesin—bekerja tapi kehilangan makna. Menggelinding bersama waktu, 24 jam penuh, dalam sekat-sekat ruang mekanik peradaban. Asing menatap diri sendiri. Di akhir pekan berbondong-bondong menuju paradesa, paradise, surga kehidupan desa, yang awalnya sengaja ditinggalkan karena budaya nyambut gawe tidak compatible dengan cuaca zaman.

Bekerja adalah hidup itu sendiri atau hidup adalah bekerja itu sendiri. Ketika kita kehilangan makna bekerja, jangan-jangan kita telah kehilangan makna hidup itu sendiri. Atau ketika kita kehilangan makna hidup, jangan-jangan kita telah kehilangan makna bekerja itu sendiri.

Nyambut gawe berisi muatan makna tentang hidup dan bekerja. Istilah kuno peninggalan mbah buyut itu merefleksikan tentang tragedi peradaban, sekaligus menawarkan solusi bagi generasi masa depan.[]

Jagalan 211016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun