Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memetik Hujan

2 Oktober 2016   16:55 Diperbarui: 2 Oktober 2016   17:01 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="http://alputriy.blogspot.co.id/"][/caption]Tidak begitu deras
Namun tik tik tik bunyi hujan
Di atas genting
Mengingatkanku pada sebuah bibir

Aku menengadah
Mungkin kulihat wajahmu
Diantara rapat garis-garis yang meluncur dari langit
Perih mataku di hajar hujan

Baiklah, aku petik satu butir hujan
Untuk engkau kenangkan
Pada sekejab waktu yang eman untuk dilewatkan
Walau hanya harum rambutmu mengoyak kenangan

Satu butir hujan
Ternyata berpendar-pendar menyilaukan
Aku simpan dalam saku celana rombengan
Siapa tahu engkau tiba-tiba sudah berdiri dengan gaun menawan

Jagalan 021016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun