Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Minat Membaca dan Infrastruktur yang Terbengkalai

29 Agustus 2016   12:46 Diperbarui: 29 Agustus 2016   12:50 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: http://edukasi.kompas.com/

Menumbuhkan minat membaca yang dipupuk dari akar tradisi atau kearifan lokal budaya setempat akan bergerak efektif bukan untuk mendongkrak peringkat minat membaca semata, melainkan benar-benar untuk memenuhi kebutuhan fundamental sebuah tatanan kehidupan masyarakat. 

Tidak mengherankan ketika antropolog Saur Marlina Manurung menilai bahwa minat membaca orang di pedalaman lebih besar daripada orang di kota.  Orang pedalaman memiliki akar budaya membaca yang lebih subtansial dibandingkan dengan intelektualitas orang kota yang bergerak sekilas-sekilas di tataran permukaan.

Orang pedalaman tidak sedikit yang buta huruf, namun mereka "melek aksara"—kode-kode alam, arah angin, aliran sungai, watak musim, pasang surut gelombang laut, perkawinan bintang di hutan. Dan mereka memiliki spesialisasi keahlian melek aksara masing-masing. Mereka lebih canggih mengelola sampah daripada orang kota yang justru hanya menghasilkan sampah berton-ton setiap hari. Siapakah yang sesungguhnya lebih beradab?

Inilah pentingnya watak gerakan: berendah hati dan saling belajar dari keunggulan masing-masing. Sebuah watak kebersamaan yang rasanya hampir sulit ditemui ketika kesadaran minat membaca ditumbuhkan dengan mengandalkan pendekatan program semata. []

Jagalan 290816

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun