Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan di Bawah Cemara

7 Agustus 2016   17:26 Diperbarui: 7 Agustus 2016   19:51 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://tekooo.com/bahagia-itu-simpel-namun-juga-tidak-semudah-membalikan-telapak-tangan/4/?

Selalu bermula dari pertanyaan. Perempuan di bawah cemara. Angin memainkan rambutnya.

Tidak bosankah engkau mendengar kata cinta?"
Mengapa engkau selalu menanyakannya?

Perempuan merasa dipermainkan. Hanya jawab ia inginkan. Tentang cinta dan kesungguhan. Daun kering rontok menyentuh rambutnya.

Mengapa engkau selalu balik bertanya?
Mengapa engkau tidak langsung menjawabnya?

Perempuan kakinya seperti dipaku. Ia ingin lari saja. Atau digendong angin. Terdampar di cakrawala.

Perempuan tak bosan mendengar cinta. Mendengar saja mengapa selalu jadi masalah.

Selalu bermula dari pertanyaan. Perempuan di bawah cemara. Angin memainkan rambutnya. Kini sendiri.

Jagalan 070817

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun