Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mata Purnama

17 Juli 2016   15:46 Diperbarui: 17 Juli 2016   15:51 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: insetgalus.com/

Matamu itu mata purnama. Malam bulan hilang rupa. Tidak lagi mengintip jendela yang terbuka separo.

Bulan pucat malam tercekat. Mata purnama menerangi bilik disekat triplek tanpa cat. Di bilik ini kau persembahkan mata purnama. Tanpa kata.

Hanya makna merajalela. Berhamburan kunang-kunang riuh mengenang kenang. Mata purnama ternyata menyimpan beribu sejuta makna.

Malam tanpa rembulan, adakah makna tersimpan. Kunang-kunang tersesat sendirian di kuburan.

Matamu itu mata purnama. Lolong srigala si buruk rupa. Kembalikan saja purnama pada rembulan empunya. Bilik triplek akan meledak menampung cahayanya.

jagalan 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun