Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memilih Perploncoan atau Visualisasi Mimpi?

12 Juli 2016   10:49 Diperbarui: 12 Juli 2016   17:11 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perpeloncan | Sumber: http://cdn.metrotvnews.com/dynamic/content/2015/07/29/151846/mdmJqR22eX.jpg?w=635

Ya. Hari-hari pertama masuk sekolah adalah hari-hari paling indah bagi siswa baru. Mengapa para guru tidak mengajak siswa menjaring mimpi lalu memvisualkannya dalam tayangan interaktif dan menarik? Mimpi yang hendak digapai selama tiga tahun bersekolah di SMA misalnya, lalu memproyeksikannya menjadi cita-cita masa depan?

Mimpi indah yang bukan hanya mimpi, bahkan mimpi-mimpi itu harus dipertanggungjawabkan sejak hari pertama masuk sekolah sampai kelulusan tiga tahun akan datang? Mimpi bukan rangkaian mimpi di siang bolong, tapi mimpi yang diraih dengan belajar tekun, bersikap jujur, berkarakter positif selama tiga tahun menempuh pendidikan di sekolah?

Adalah Niken Arina Pratiwi yang mengingatkan saya bahwa mimpi di hari pertama masuk sekolah atau perguruan tinggi adalah momen kunci untuk meraih masa depan yang penuh makna. Saya mengenal cukup baik gadis yang kini menempuh pendidikan S-1 di Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Apa yang hendak saya ceritakan tentang sosok gadis berjilbab ini? Adalah mimpi yang hendak diraihnya saat pertama kali ia menginjakkan kakinya di ITS Surabaya. Dalam tayangan yang di-uploaddi You Tube, Niken menulis, “If you don’t build your dream, someone will hire you to build theirs,”– Tony Gaskin.

Selanjutnya dalam tayangan animasi itu Nike merangkai mimpi demi mimpi. Di akhir tayangan ia menegaskan, “…but, God does not play dice. So…Dream. Believe. And make it happen.” Tayangan yang cukup manis dan menarik. Video selengkapnya dapat dilihat di sini.

Video yang menjadi tugas bagi mahasiswa baru itu bisa diadaptasi untuk rangkaian kegiatan masa orientasi siswa. Tidak perlu persis. Diambil idenya, disesuaikan dengan jenjang pendidikan, dipetakan tema yang akan disajikan. Selain berisi kegiatan untuk mengenal lingkungan, hari pertama di sekolah juga diwarnai oleh keasyikan para siswa mengenal dirinya, mengidentifikasi kelemahan dan potensi diri, merumuskan mimpi, mengeksekusinya menjadi tayangan yang menarik, mempresentasikannya di hadapan guru dan teman-temannya.

Tayangan mimpi masa depan itu menjadi semacam ikrar, peta perjalanan, juga berfungsi sebagai jangkar bahwa selain tekad dan kerja pantang menyerah, kehidupan layak dijalani dengan kegembiraan karena kita punya mimpi. Menarik bukan?

Monggo, silahkan memilih, perploncoan atau memvisualkan mimpi. []

Kelutan 12 07 16

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun