Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

THR, Tabungan Hari Raya ala Anak-anak Ngaji

25 Juni 2016   01:21 Diperbarui: 25 Juni 2016   13:21 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menangkap kilatan fitrah anak-anak yang masih jernih nan bening. Yang pasti, saya bersyukur atas cermin diri berupa celoteh, tingkah laku, keluguan, spontanitas yang disuguhkan anak-anak. Tidak berlebihan kiranya jika saya menyarankan, orangtua, para orang dewasa, bercermin pada fitrah murni anak-anak kita.

Diam-diam saya memendam rasa malu. Menjelang hari raya pikiran dan harapan tertuju pada pemberian Tunjangan Hari Raya, yang menurut Giri Lumakto, telah berubah menjadi Tekanan Hari Raya. Malu kepada anak-anak. Malu kepada diri sendiri. Malu kepada Tuhan. Mengapa selalu berharap sebagai pihak yang diberi, bukan sebagai pihak yang memberi.

Hari ini seragam ngaji mereka sudah jadi. Senyum bahagia menghias di bibir anak-anak. Sorot mata mereka yang polos dan teduh menyiratkan rasa syukur tiada tara. Sorot mata yang seolah mengatakan, “Sudahkah kita menyisihkan Tabungan Hari Raya untuk membantu mereka yang membutuhkan?” []

Jagalan 250616

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun