Saya menangkap kilatan fitrah anak-anak yang masih jernih nan bening. Yang pasti, saya bersyukur atas cermin diri berupa celoteh, tingkah laku, keluguan, spontanitas yang disuguhkan anak-anak. Tidak berlebihan kiranya jika saya menyarankan, orangtua, para orang dewasa, bercermin pada fitrah murni anak-anak kita.
Diam-diam saya memendam rasa malu. Menjelang hari raya pikiran dan harapan tertuju pada pemberian Tunjangan Hari Raya, yang menurut Giri Lumakto, telah berubah menjadi Tekanan Hari Raya. Malu kepada anak-anak. Malu kepada diri sendiri. Malu kepada Tuhan. Mengapa selalu berharap sebagai pihak yang diberi, bukan sebagai pihak yang memberi.
Hari ini seragam ngaji mereka sudah jadi. Senyum bahagia menghias di bibir anak-anak. Sorot mata mereka yang polos dan teduh menyiratkan rasa syukur tiada tara. Sorot mata yang seolah mengatakan, “Sudahkah kita menyisihkan Tabungan Hari Raya untuk membantu mereka yang membutuhkan?” []
Jagalan 250616
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H