Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ah, Begini Ini Lapar?

11 Juni 2016   06:48 Diperbarui: 11 Juni 2016   10:02 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laparku tidak sungguh lapar
Lapar hanya sekejab
Sesaat saja
Karena kenyang adalah kepastian
Yang tersaji di atas meja makan aneka masakan dan minuman

Di saat bosan oleh kenyang
Aku bertanya: lapar sebenar lapar bagaimana rasanya?
Ketika lapar datang aku meragu: beginikah lapar?
Ah, begini ini lapar?

Puasaku adalah menjaga rasa kenyang agar tidak benar benar lapar
Sebab aku tidak yakin dengan rasa lapar
Sebagaimana rasa kenyang yang aku makin tidak yakin bahwa aku sedang kenyang

Mati rasa?
Tidak. Lapar dan kenyang apa bedanya
Bagi manusia yang hanya memiliki satu kepastian: kenyang
Bagi manusia yang sepanjang hidupnya tidak pernah lapar apalagi kelaparan

Laparku sudah naik tingkat
Lebih bermartabat
Tidak seperti kerekere yang tertawa lebar cukup oleh sepiring nasi

Laparku lapar mulia
Terhadap kekayaan dan kekuasaan dunia jangan harap aku kenyang
Perutku seluas angka raya
Jangankan gunung hutan dan lautan
Surga tuhan aku telan tanpa sungkan

 

jagalan 110616

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun