Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lihat, Sejak Balita Anakku Sudah Melek Teknologi!

19 April 2016   11:12 Diperbarui: 19 April 2016   11:18 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang harus kita lakukan? Memiliki anak yang terobsesi oleh teknologi tidak selalu berdampak buruk selama kita mampu mengendalikan dan mengarahkannya. Beberapa langkah rekomendasi berikut ini semoga efektif bagi anak atau anggota keluarga yang terlanjur diikat oleh tali obsesi teknologi. Efektif tidaknya rekomendasi ini tetap mempertimbangkan kultur keluarga, usia perkembangan anak, konsistensi orangtua saat menerapkannya.

1. Menyepakati jam keluarga tanpa gadget

Buatlah kesepakatan misalnya antara jam 19.00 – 20.00 WIB semua perangkat teknologi dalam keadaan off. Kesepakatan berlaku juga bagi orangtua. Buatlah acara keluarga seperti makan malam bersama, bincang santai, diskusi ringan. Acara dijalin dengan model komunikasi secara langsung dan interaktif sesama anggota keluarga tanpa diselingi aktivitas on-line.

2. Menetapkan jadwal menggunakan teknologi

Membatasi teknologi permainan atau akses internet memerlukan penjadwalan yang disepakati oleh anggota keluarga. Banyak cara untuk mengatur penjadwalan. Saya tidak pernah membuat jadwal tertulis tetapi membuat kesepakatan dengan anak (waktu itu masih belajar di sekolah dasar), bermain game di laptop tidak lebih dari satu jam. Prinsipnya, penjadwalan ditetapkan dengan pedoman dan konsekwensi yang jelas.

3. Membuat ruang teknologi

Letakkan perangkat teknologi yang dipakai anak atau anggota keluarga di ruang umum seperti ruang tamu atau ruang keluarga. Ibaratnya, ruang tekonologi keluarga seperti ruang publik di dalam rumah. Setiap anggota keluarga dapat mengaksesnya, saling mengontrol dan mengawasi. Tentu saja hal ini untuk mengantisipasi anak tidak tenggelam dan menghilang berjam-jam di balik pintu kamarnya.

Penggunaan teknologi di keluarga benar-benar perlu dikontrol dan dikendalikan. Kita mengendalikan teknologi, bukan kita dikendalikan teknologi. Selain mengawasi penggunaan teknologi menjaga keseimbangan komunikasi antara anggota keluarga juga tidak kalah penting. Teknologi yang digunakan tanpa keseimbangan akan menjerumuskan kita ke dalam lubang sumur pecandu yang akut dan dalam. Sebelum terlambat mari waspada dan bijak menggunakan teknologi. []

Achmad Saifullah Syahid

ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun