Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Orangtua Sangat Mudah Melihat Kekurangan Anak?

9 Februari 2016   00:31 Diperbarui: 9 Februari 2016   00:58 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting is not for the faint of heart. Let’s be honest: there are a lot of sad things that can happen to kids these days, saran Dr. Dave Currie, dalam Parenting Panic: Facing the Fears of Raising 21st Century Children. Kepanikan dan kecemasan yang melampaui batas sehingga orangtua kehilangan pijakan nalar dan obyektivitasnya perlu dihindari. Ilmu mendidik, juga ilmu parenting, semestinya menjadi ilmu yang sederhana – bukan justru menambah kecemasan apalagi menakut-nakuti orangtua. Kecemasan para orangtua seyogyanya ditujukan bukan kepada anak melainkan pada diri sendiri, mengapa ia tidak kunjung memiliki hati seluas samudera untuk menampung kelebihan dan kekurangan anak.

Menggeser mata pandang yang terbiasa melihat kekurangan anak memang memerlukan perjuangan dan kebesaran jiwa. Namun hal itu tidak berarti tidak bisa dijalankan. Fokus pada bakat anak dan pola asuh yang beradab akan mengikis kecemasan dan kepanikan yang berlebihan. Untuk itu, rumah merupakan lingkungan terbaik bagi dimulainya pola asuh yang memanusiakan anak. []

Jagalan 080216

Sumber Foto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun