Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

[Terorisme] Betapa Sepi dan Mencekam Hidup Anak Kita

19 Januari 2016   22:40 Diperbarui: 20 Januari 2016   16:33 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi - anak-anak menonton adegan kekerasan (Shutterstock)

Saat istirahat di sebuah Sekolah Dasar.

“Aku polisi.”

“Aku teroris.”

“Awas ada bom.”

“Blaaar…”

Tiga anak bergulung-gulung di lantai.

“Aduuuh. Aku kena bom.”

“Dor…dor…dor.”

‘Tembak lagi. Dor…!”

"Kamu mati dong. Ini darahnya mengalir dari kepala."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun