Mohon tunggu...
Achmad Najib
Achmad Najib Mohon Tunggu... Pengacara - Profesi Advokat/Pengacara/Konsultan Hukum

Hobi Berdiskusi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Konsep Kafa'ah dalam Menentukan Pasangan Hidup

8 Mei 2023   09:59 Diperbarui: 8 Mei 2023   10:09 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui salah satu hadis disebutkan bahwa "Pilihlah pasangan yang memiliki agama, maka kalian akan beruntung". Hadis tersebut tidak menyebutkan orang yang beragama, tetapi orang yang memiliki agama (dzatiddin). Kata dzatiddin memiliki arti yang substansial, baik perempuan ataupun laki-laki yang dzatiddin adalah orang yang beragama secara substansial; terlihat dari sikap dan sifatnya dalam mematuhi aturan agama yang telah ditetapkan.

Substansi agama secara vertikal yakni mengimani dan meyakini sepenuhnya adanya Allah yang maha besar. Sedangkan secara horizontal yakni menjadikan dirinya sebagai seseorang yang bermanfaat kepada manusia dan mahluk lain; karena manusia sejatinya adalah pengejewantahan kasih sayang tuhan.

Selain agama, kekayaan atau harta bisa dijadikan sebagai indikator dalam menghantarkan keluarga menjadi makmur. Keluarga yang terpenuhi kebutuhan finansialnya akan lebih mudah untuk mencapai kemakmuran. Namun, harta bukan satu-satunya jaminan bahwa keluarga tersebut akan menemukan kebahagiaan hakiki. 

Harta di sisi lain memberikan manfaat kepada pemiliknya, tetapi seringkali juga harta menjadikan keluarga tersebut celaka. Untuk itu, harta memang diperlukan, tetapi tidak dijadikan sebagai bahan pertimbangan utama dalam menentukan calon pasangan. Pendapat lain mengatakan, harta dan kemakmuran yang dimaksud dalam kafa'ah bukanlah harta, kaya dan kekayaan; tetapi kemampuan memberikan mahar dan nafkah untuk calon istri setelah menikah.

Di samping itu, nasab menjadi faktor yang penting, mengingat melalui nasab lah kita dapat mengetahui calon pasangan kita, mulai dari asal, orang tua, serta keturunan siapa. Istilah ungkapan yang populer dikalangan masyarakat, terutama masyarakat jawa terkait nasab yakni, bibit, bebet, dan bobot. Kata bibit dimaknai sebagai latar belakang keturunan calon pasangan, yakni orang tua atau keluarga. Kata bebet dimaknai dengan tingkatan ekonomi calon pasangan, sedangkan kata bobot dimaknai sebagai kualitas diri dari calon pasangan.

Kemudian belakangan ini terdapat istilah good looking yang menjadi bahasa kalangan milenial. Good looking ini menjadi salah satu faktor penting seseorang dalam menentukan pilihan terhadap pasangan, karena dari sinilah biasanya ketertarikan itu dimulai. Kemudian faktor ini juga yang menjadi penting karena pada dasarnya good looking menjadi ukuran umum masyarakat kita.

Oleh karena itu, di sinilah kafa'ah menjadi penting sebagai bahan pertimbangan karena kita bisa mengukur kualitas diri kita masing-masing dan calon pasangan yang akan kita pilih nanti. Dan sejatinya pasangan kita itu adalah gambaran dari dari kita sendiri.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun