Mohon tunggu...
Achmad Muzammil
Achmad Muzammil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gemar melihat film yang berbau perkembangan zaman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengemis Misterius

5 November 2024   20:23 Diperbarui: 5 November 2024   20:36 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seseorang bertubuh kekar dan cukup tinggi berjalan dengan gagah keluar dari dalam lorong sambil menyeret sebuah tongkat baseball ditangan kanannya, sedangkan tangan kirinya mengepal seperti memeras santan, wajahnya gelap karena membelakangi siluet cahaya rembulan, dilangit. Orang itu mendekatiku yang terbaring lemah tak berdaya diatas tanah, sambil menatap wajahku dengan tatapan yang yang sangat tajam. Seketika seluruh badanku tak memiliki kekuatan sama sekali untuk melarikan diri dari orang misterius itu. Perlahan dia mulai mengayunkan tongkat baseballnya yang kini digenggam dengan kedua tangan kearahku. Dan seketika, Bruuk...

 Kriiiiiiiing, suara jam beker berbunyi, membuat mataku yang terlelap dalam tidur harus kubuka. Dengan perasaan yang masih becampur aduk aku bergumam "dasar, ternyata yang tadi itu cuma mimpi". Kunyalakan handphone yang berada disebelah kiri kepalaku, kulihat ternyata waktu telah menunjukkan pukul 07.00 pagi, "aahh sial, kenapa hari ini harus telat lagi". Tanpa berpikir panjang aku langsung melompat dari ranjang tidurku, lalu kuambil handuk yang kugantung dengan hanger di dinding dan bergegas lari menuju ke kamar mandi berukuran 1,5 x 2 meter yang terhubung langsung dengan kamar kost-kostanku.

 Sebelumnya kenalkan namaku Ali Aji Wicaksono, atau lebih akrab dikenal dengan Aji. Aku adalah seorang mahasiswa jurusan Teknologi Informatika di salah satu Universitas Negri di kota Malang. Asalku dari salah satu desa di kab. Kediri dan merupakan anak dari orang tua yang bisa dibilang dengan hidup yang cukup kebawah. Ayahku adalah kuli batu yang kesehariannya memecahkan batu unuk dijual ke pengepul untuk kemudian dijual ke kota, sedangkan Ibuku adalah seorang guru honorer di salah satu Madrasah Ibtidaiyah swasta di desa kami dan guru mengaji disore harinya. Aku adalah harapan satu-satunya dikeluarga kami yang mendapatkan beasiswa berprestasi dari pemerintah setelah lulus SMA.

 Setelah mandi segera kuberpakaian dan pergi menuju kampus mengendari sepeda motor bututku dengan keadaan perut kosong. Setibanya di kampus segera kuparkirkan motor dan lari menuju ke kelas. Sejenak aku berhenti menghela napas, karena dosen pengampu mata kuliahku ini cukup sensitif jadi kusiapkan mentalku terlebih dulu sebelum mendapatkan ceramah panjang lebar dari dosenku ini, Walaupun hal seperti ini cukup sering terjadi padaku. Singkat cerita setelah aku diperkenankan masuk dengan teguran dan peringatan, aku mulai mengikuti perkuliahan seperti biasanya. Ketika jam perkulianku telah usai didepan kelas seseorang menepuk pundakku, seketika aku berbalik badan dan kudapati Sofy teman perempuanku sedang mengarahkan wajahnya kepadaku. "Ji, ayo makan" ucapnya, tanpa berpikir panjang aku langsung berjalan menuju kekantin bersama Sofy. Setibanya dikantin ketika kita berdua makan, "ji, kamu kenapa sih hampir tiap hari telat mulu" tanya sonya ketika kita sedang asik makan. "nggak tau juga fy, semenjak akhir-akhir hari ini aku sering banget bangun kesiangan" jawabku. " eleeh, bilang aja kalo tiap malem suka begadang nggak jelas" saut sofy setengah mengejek. "tapi fy, kamu percaya nggak kalo mimpi waktu tidur bisa jadi nyata" timpalku. "emang kenapa?" tanya Sofy. "kamu tau nggak kalo aku tiap malem sering mimipi buruk" jawabku. "Mimpi buruk kayak gimana sih"tanya Sofi. lalu kuceritakan semua yang terjadi sebelum aku bangun dari tidur lelapku. "makannya, kalo mau tidur baca doa dulu" ejek Sofy, yang bukan memberi saran, malah dia mengejekku. "ngomong-ngomong, mata kuliah habis ini mulai jam berapa ?" tanyaku mengalihkan pembicaraan. "kurang 15 menit lagi tau, ayo buruan". Kami pun bergegas menuju ke kelas, karena kelas selanjutnya cukup jauh dan mengantisipasi telat lagi.

 Singkat cerita, selesai perkuliahan aku akan kembali menuju ke kostku yang sederhana. Saat diparkiran, "ji" teriak seorang laki-laki yang kubelakangi. Dia adalah Rendy, teman sekolahku dulu yang juga kuliah dikampus yang sama, tapi berbeda jurusan. "apa Rend ?" tanyaku. "ayo kita nongkrong" ajaknya. Dia juga anak dari orang tua yang bekerja di dua perkantoran yang berbeda. Ayahnya bekerja sebagai kepala manager keuangan di salah satu perusahaan rokok terbesar diIndonesia, dan ibunya adalah pemilik dari salah satu minimarket di kota Kediri. Dia memang sering mengajakku main dan juga nongkrong. "Mau ngopi dimana kita hari ini ?" tanyaku sambil memutar sepeda motor. "diwarung biasa kita nongkrong aja". Walaupun Rendy adalah anak dari orang tua yang ekonominya tergolong tinggi, dia tidak pernah segan untuk bergaul dengan teman-temannya yang berbeda kasta ekonomi.

 "aku tadi hampir alpa tau", yang kukatakan pertama kali ketika diwarung pada Rendy. "emang kenapa ?" sautnya. Lalu kuceritakan tentang mimpi yang ku alami beberapa hari ini, seperti yang kuceritakan pada Sofy, sambil menyruput secangkir kopi dan menghisap sebatang rokok. "kalo menurutku sih ji, coba kamu ingat dulu kira-kira kamu ada masalah sama orang yang buat kamu kepikiran sampai kebawa mimipi" ujar Rendy sedikit memberi saran padaku. "iya juga sih", sambil memikirkan apakah aku ada masalah dengan seseorang.

 Ketika perjalanan menuju kost, diperempatan lalu lintas ada seorang pengemis sedang duduk sambil tangan kirinya membawa sebuah toples bekas sebagai tempat uang, pengemis itu Nampak menggunakan celana pendek, berkaos coklat yang complang. Namun aku nampak tak mempedulikan pengemis itu, karena dikota ini cukup banyak orang yang masih bisa bekerja tetapi berpakaian ala kadar seorang pengemis.

 Di depan gerbang kost, ibu pemilik kost sedang menyirami bunga disore hari, dengan anggukan kepala aku menyapanya. Setibanya di dalam kamar kostku kuletakkan tasku diatas meja dan akupun membaringkan badanku diatas Kasur. Sejenak aku teringat dengan tugas codingku yang menumpuk, lalu kuambil laptopku yang kuletakkan diatas meja. Kini didepan mataku sudah terbuka layar laptop yang isinya sebuah tampilan yang tak kukenal. akupun penasaran, karena setiap aku selesai menggunakan laptop ini pasti aku shut down. Tetapi anehnya ketika laptop ini kunyalakan langsung terbuka sebuah tampilan yang tidak dikenal. Kuputuskan untuk mencoba mengotak-atik tampilan ini, Walaupun kursornya tidak ada. Akupun sedikit bingung dengan apa yang harus kulakukan. Seketika layar laptopku mati, tak lama muncul kalimat bertuliskan, we hacked all data on this device, if you want your data back, meet us at the addres we sent. Tak lama terdengar notifikasi pesan masuk di handphoneku, setelah kubuka ternyata itu adalah share location yang tertuju pada tempat yang belum pernah kudatangi sebelumnya. Akhirnya kuputuskan untuk menghubungi teman sekelasku. Dia adalah Fadhli. Aku mengajak Fadhli untuk bertemu di esok hari ketika dikelas, Karena kebetulan mata kuliah esok tidak perlu laptop.

 Singkat cerita aku bertemu dengan Fadhli di kampus, kutunjukkan laptopku kepada Fadhli yang tampilannya gelap tak dikenal dengan tulisan tadi. Fadlipun mencoba mengotak-atik laptopku dengan caranya, namun nampaknya semua itu tidak membuahkan hasil. "kayaknya aku nggak bisa ji, soalnya data kamu diretas keseluruhan, dan juga yang ngeretas datamu ini nggak ninggalin jejak sama sekali". Lalu seketika notifikasi handphoneku berbunyi, dan sebuah pesan masuk, come to the sent location !, or your data will be lost forever. "coba kamu turutin aja ji, dari pada semua data pentingmu nggak balik !" cletuk Fadhli membuyarkan lamunanku ketika membaca pesan. setelah kufikir-fikir lagi ternyata ada benarnya juga, Karena memang semua tugas dan data-data pentingku ada disana semua. Akhirnya kuputuskan untuk menemui orang misterius itu setelah selesai mata kuliah.

 Ketika aku dalam perjalanan, untuk menemui orang misterius yang telah meretas semua data perangkatku, tak kutemui pengemis yang biasa berada diperempatan jalan yang biasa kulalui. Disini aku mulai merasa ada yang tidak beres. Tetapi perasaan ini coba kutepis dan tidak kuhiraukan. Karena mana mungkin juga orang yang meretas semua dataku ada hubungannya dengan pengemis ini. Sambil melihat share location dari orang misterius itu dari handphone ku yang kugenggam ditangan kiriku sambil tangan kanan memegang stang motor.

 Lokasi alamat itu tertuju pada sebuah bangunan besar terbengkalai, yang mana bangunan ini banyak dikelilingi oleh tumbuhan liar dan juga berbagai rerumputan. Di depan bangunan besar itu, aku berhenti sambil memandang sekitar, hampir tak ada kehidupan manusia dibangunan ini. Bulu kudukku berdiri sejenak, karena ada hembusan angin dingin dari belakang badanku, dalam hatiku bergumam apakah rumah ini berhantu ?. Sebuah notifikasi masuk dari handphoneku yang kutaruh didalam saku. Come in !, you will find what you are looking for inside, detak jantungkupun semakin berdetak kencang. Bagaimana bisa orang itu bisa tahu kalau aku sudah diluar ?, dalam hati aku bertanya ?. Dengan hati yang masih dikelilingi dengan ketakukan, perlahan kulangkahkan kakiku memasuki bangunan tua ini. Kunyalakan senter dari handphonku karena didalam bangunan ini sangat gelap, dan tercium bau yang sangat tidak enak. Bau itu sepertinya adalah bau bangkai tikus yang sudah lama mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun