Sebelum membaca cerita saya open video di bawah
INILAH SAYA YANG APA ADANYA
Belajar dari pengalaman membuat kita maju untuk menyongsong masa depan yang indah.
Nama saya Achmad Muhaimin, biasa kerap dipanggil imin. Untuk masalah nama, dulu sering diubah-ubah mulai dari Muhammad Gunawan, Nawang, hingga nama yang aneh yaitu Sehat. Alasan orang tua saya mengonta-ganti nama saya tidak lain karena kepercayaannya terhadap kebudayaan leluhur, yaitu apabila sering sakit-sakitan maka harus di ganti namanya, karena nama tersebut dianggap keberatan, sehingga tidak kuat dengan beban hidup. Nama Achmad Muhaimin sendiri tidak diberikan langsung oleh kedua orang tua maupun keluarga saya, melainkan diberikan dokter yang merawat saya, pada saat saya masih duduk di bangku kelas 3 SD. Dan terbentuklah nama Achmad Muhaimin yang hingga sekarang digunakan. Menurut Bahasa islami nama Achmad Muhaimin memiliki makna yaitu, nama depan Achmad artinya “terpuji” sedangkan nama belakang Muhaimin di ambil dari asmaul husna yang berarti “maha memelihara”.
Saya lahir 15 April 1995 di Desa Loa Ulung, Tenggarong, Kaltim, dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara, dari pasangan bapak Muhammad Idrus dan Ibu Asniwati. Ayah saya dulu bekerja sebagai penambang batu bara, tetapi saat ini ia bekerja sebagai Petani dan Ibu saya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dan membuka warung makan kecil-kecilan. Sedangkan kakak perempuan saya Siti Asmilah Nur Janah telah bekerja sebgai perawat di Rumah Sakit Dirgahayu.
Ketika pertama kali bertemu saya, orang-orang sekitar menganggap saya sebagai etnik Banjar, Dayak, Kutai, bahkan sering di anggap etnis Tionghoa. Padahal saya bukan keturunan-keturunan dari etnik dan etnis tersebut, saya beretnik Bugis. Kedua orang tua saya beretnik bugis. Tetapi karena lahir di tenggarong Kalimantan Timur, dan lingkungan tempat saya tinggal dulu mayoritas masyarakat perantauan, maka saya tidak bisa Bahasa daerah Bugis. Saya lebih menggunakan Bahasa Indonesia, Jawa, bahkan Bahasa daerah Kutai.
Sekarang ini tempat tinggal keluarga saya ada di Desa Loa Ulung, Tenggarong, Kaltim. Tetapi sekarang kami tinggal berpisah-pisah. Pada saat ini saya sedang kuliah di Unmul, Samarinda, karena jarak yang di tempuh untuk menuju kampus jauh, saya pun ngontrak di Jalan Tanjung Aru, Samarinda Seberang. Kedua orang tua saya tinggal di tempat kerjanya di Palaran, Samarinda. Sedangkan kakak saya ia merupakan Perawat Rumah Sakit sehingga harus tinggal di Asrama Rumah Sakit.
Pada tahun 2001 dan umur saya masih 6 tahun, saya memulai karir pendidikan di jenjang SD Negeri 001 Loa Ulung, yang berada di Desa Loa Ulung. Pada saat kelas 1 sampai kelas 3 SD, saya selalu di antar dengan bus yang di miliki perusahaan tambang batu bara. Dimana bus tersebut sangat unik dan berbeda dengan bus pengantar anak sekolah lainya. Berbentuk mobil truk yang kemudian di modifikasi sedemikian rumpa, dan asiknya anak-anak bisa bermain dalam bus tersebut, seperti bergelantungan kesana-kemari. Memang tempat tinggal dan sekolah saya berada di lingkup perusahaan. Maka, perusahaan tambang batu bara pun memfasilitasi antar jemput anak sekolah.
Selesai pada tahun ajaran 2006/2007 jenjang SD dan mendapatkan ijazah. saya melanjutkan ke jenjang selanjutnya yaitu di SMP, pada tahun 2007. Saat SMP saya bersekolah di SMP Negeri 05 Tenggaong Seberang, yang berada di Desa Loa Pari, tepatnya berjarak ± 3 Km dari Desa Loa Ulung tempat saya tinggal. Di SMP saya menimba ilmu selama 3 tahun lamanya. Banyak pelajaran yang saya sukai pada saat SMP yang kemudian menimbulkan ketertarikan saya dalam bidang komputer, pelajaran tersebut tidak lain adalah pengaplikasian dan pengelolaan komputer.
Setelah lulus dari pada tahun 2010 saya mengikuti test rapot untuk masuk ke SMK. Pada saat itu saya di rekomendasikan langsung dari pihak sekolah SMP Negeri 05 Tenggaong Seberang untuk mengikuti test masuk melalui jalur rapot tersebut. Sebelum lulus saya sempat berkoordinasi dengan guru bimbingan konseling (BK) untuk memilih sekolah lanjutan dari SMP. Akhirnya saya memilih SMK Negeri 1 Tenggarong untuk melanjutkan karir pendidikan saya.
saya memilih jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) dengan alasan tertarik dengan bidang komputer, suka dengan kecanggihan teknologi, mengutak-atik komputer, dan itu merupakan sasaran dan tujuan minat saya. Pada saat pengumuman jalur raport tidak di sangka saya lulus dan masuk ke salah satu SMK favorite di Tenggarong. Pada saat saya di sekolah tersebut apabila ada jam kosong, saya lebih sering menghabiskan waktu di ruang laboratorium untuk sekedar belajar dalam merakit, menyusun rangkaian kabel hingga menginstal komputer/pc sehingga dapat meningkatkan keterampilan saya. Selain itu saya juga mengikuti berbagai kegiatan organisasi sekolah, salah satunya adalah Rohis.
Organisasi Rohani Islam atau sering di singkat Rohis saya ikuti karena ingin memperdalam dan memperkuat ajaran islam serta belajar dalam forum, pengajaran, dakwah, dan berbagai pengetahuan islam. Rohis sendiri memiliki manfaat tersendiri bagi saya, yaitu dapat melakukan agenda-agenda yang bermanfaat, salah satunya mengadakan maulid-maulid nabi setiap tahun di sekolah. Ilmu dunia dan ilmu akhirat dapat ditemukan di sini. Rohis juga media pengajaran cara berorganisasi dengan baik, pembuatan proposal, bekerja sama dengan tim, dan pendewasaan diri karena dituntut untuk mengutamakan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi. Karena saya selalu ingin belajar hal-hal yang baru, saya pun mengikuti ekskul lainnya yaitu Palang Merah Remaja (PMR) saya mengikutinya karena ingin mengetahui kesehatan umum dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan serta bekerja sama dengan tim. Apa yang ingin saya dapatkan dengan mengukuti kegiatan ekstrakulikuler/organisasi sekolah tidak lain, mendapatkan pembekalan pembelajaran mental dan fisik, terutama soal etika dan sikap ketika menjadi seorang pemimpin serta bercakap baik dengan publik.
Pada masa-masa SD sampai dengan SMK ada saja yang tidak mengenakan. Karena fisik saya yang tinggi dan kurus saya selalu di bully bahkan dihina karena keadaan fisik saya. mulai dari memukul, mengerjai, hingga mengatai yang sampai terkena ke hati saya. itu semua saya pernah dapatkan oleh teman-teman sekolah saya dulu. Karena saya orangnya tidak mau membalas saya selalu di perlakukan seperti itu mulai dari SD hingga kelas 1 SMK. Pada saat SD sebenarnya saya belum tahu apa-apa, menganggap itu semua candaan. Tetapi saat SMP saya dilakukan seperti itu lagi, bahkan lebih. Dan saya mulai berfikir “ini tidak benar”. Pada saat kelas 1 SMK saya pun di berlakukan seperti itu “entah apa salah saya”. Kemudian saya pun berinisiatif untuk “tidak akan ada yang melakukan seperti itu lagi kepada saya”, kemudian saya pun menigkatkan kemampuan saya dalam bercakap dan berorganisasi serta menunjukan prestasi saya dalam kelas. Alhasil kejadian seperti itu tidak terjadi lagi. Dalam hal prestasi saya tidak terlalu berprestasi saya hanya mendapatkan ranking 10 besar mulai dari SD sampai SMK.
Selanjutnya lulus pada tahun 2013 dari SMK Negeri 1 Tenggarong, saya melanjutkan Kuliah. Pada saat itu saya pun di rekomendasikan oleh pihak sekolah untuk mengikuti jalur undangan SNMPTN untuk masuk kuliah. Saya pun mendaftar lewat online, di pendaftaran online tersebut ada dua opsiuntuk masuk kepeguruan tinggi yang dimana pilihan pertama saya kala itu di Universitas Mulawarman dengan Jurusan Ilmu Komunikasi dan Ilmu Komputer. Pilihan kedua saya di Universitas Brawijaya dan memilih jurusan Ilmu Komputer dan Ilmu Keperawatan. Setelah menunggu dengan lama dan sabar akhirnya pengumuman pun di umumkan dan alhasil saya ternyata lulus di Universitas Mulawarman dengan jurusan Ilmu Komunikasi.
Pada saat yang sama, Ibu saya melarang saya untuk masuk kuliah, dengan alasan ekonomi keluarga yang tidak stabil sehingga mengharuskan saya untuk kerja setelah lulus dari bangku SMK. Tetapi saya tetep kekeh untuk berkuliah, saya pun mendaftar beasiswa nasional yaitu beasiswa Bidik Misi yang dimana saya di berikan uang saku dan tidak membayar uang UKT/SPP selama 8 semester. Dan akhirnya ibu saya merendahkan hatinya untuk memperbolehkan saya melanjutkan karir pendidikan di jenjang yang lebih atas yaitu dengan berkuliah.
Kembali ke masalah jurusan, ternyata jurusan yang saya masuki di Ilmu Komunikasi tidak sesuai dengan perkiraan saya. mengira bahwa jurusan tersebut lebih kebidang Komputer dan jaringan yang sesuai keahlian saya, tetapi ternyata tidak. Jurusan ini lebih mengajarkan Ilmu Komunikasi dimana saya harus di wajibkan untuk dapat berbicara di depan publik. Karena saya ingin selalu belajar hal-hal yang baru, saya pun tetap kuliah di jurusan ini. Ternyata apa yang selama saya pikirkan jurusan ini sangat bermanfaat bagi saya untuk menyongsong masa depan. Mulai dari ilmu berbicara di depan umum, menjadi seorang speaker, tulis-menulis berita atau artikel, belajar menjadi seorang Humas/PR dalam suatu organisasi, Menjadi seorang jurnalis dan sebagainya, saya dapatkan dalam perkuliahan-perkuliahan di Ilmu Komunikasi.
Untuk masalah kegemaran/hobi saya pada saat ini tidak lain adalah dalam bidang komputer, berbagai pengaplikasian komputer saya selalu mencari lewat internet. Ada pula menulis dan membaca artikel yang menurut saya menarik. Berselancar di dunia maya atau internet merupakan kegemaran yang saya lakukan setiap hari. Hanya sekedar mencari info-info penting dan sebagai media hiburan saya.
Menurut saya, tidak ada yang dapat mengubah hidup kita, kecuali diri sendiri, Bahwa segala sesuatu yang banyak asalnya dari yang sedikit, Titel dan ijazah, bukan penentu sukses tidaknya seseorang, kegagalan demi kegagalan adalah anak tangga menuju keperubahan hidup (sukses). Bila kita tidak berani menghadapi kegagalan, maka jangan berharap hidup akan berubah. Setiap aksi akan menimbulkan reaksi,begitu juga setiap kita melangkah,selalu ada resiko, yang terburuk dalam hidup, bukan kegagalan, tetapi orang yang tidak berani ambil resiko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H