Mohon tunggu...
Achmad Mudrikah
Achmad Mudrikah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Guru Matematika di Pesantren Sumur Bandung Cililin dan Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNINUS Bandung, Doktor Pendidikan Matematika Lulusan UPI Bandung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

#SaveUlama

5 Februari 2017   20:22 Diperbarui: 5 Februari 2017   20:35 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masih layakkah kita disebut sebagai penyelamat ulama? Masih pantaskah kita disebut sebagai pencinta ulama?

Jawabannya terserah anda.

Tapi menurut saya… Jika kita memilih jawaban MASIH LAYAK dan MASIH PANTAS, maka kita termasuk orang yang ingin benar sendiri. Kita sebetulnya hanya mencintai golongan kita sendiri. Kita hanya berpura-pura mencintai ulama padahal sebetulnya kita hanya mencintai diri sendiri dan golongan kita. Kata-kata Save Ulama hanya kemasan saja… padahal sejatinya kita hanya ingin menyelamatkan diri sendiri dan golongan kita.

Mari kembali pada kesepakatan bahwa ULAMA itu PEWARIS NABI.

Apa yang diwariskan nabi melalui para ulama? ILMU

Siapakah para ulama itu? mereka adalah orang-orang yang berilmu dan dengan ilmunya itu, mereka menjadi hamba paling takut pada Allah.  Lantas, pantaskah anda termasuk dalam daftar ulama indonesia di atas? atau paling tidak menjadi pencinta ulama? Sangat pantas. Anda sangat pantas disebut ulama dan pencinta ulama ketika anda semua memiliki cukup ilmu dan diakui keilmuan anda oleh masyarakat. Dan yang lebih penting lagi, anda sangat pantas karena anda sangat takut pada Allah sehingga merasa sedih tatkala mendengar para ulama dihinakan dan dinistakan. Anda sangat pantas disebut pencinta ulama dan penyelamat ulama karena anda akan sangat sedih dan terpukul ketika ada yang menghina ulama. Anda akan lebih sedih lagi dan sangat tersiksa ketika hinaan dan umpatan itu justru keluar dari mulut anda sendiri.

Wallahu a'lam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun