Satu dekade kemudian, Klaus Hasselmann berhasil menciptakan model yang menghubungkan iklim dengan cuaca, sekaligus menjawab pertanyaan mengapa model iklim dapat dijadikan dasar penelitian meskipun cuaca yang tidak dapat diprediksi. Ia juga berhasil membuktikan kenaikan karbon dioksida yang ada di atmosfer bumi sebagian besar adalah akibat emisi oleh aktivitas manusia. Satu dekade setelahnya, penelitian Giorgio Parisi berhasil membedah salah satu sistem yang paling kompleks di muka bumi, yakni sistem iklim bumi.
Penelitian mereka mungkin terlihat sudah kuno sekali. Akan tetapi, sains adalah pengetahuan yang berkembang dari penelitian, atau dalam bahasa tulisan ini, ramalan yang muncul sejak zaman dahulu. Salah satu komite penghargaan Nobel fisika, Thors Hans Hansson menyatakan penelitian mereka bertiga menunjukkan bahwa pengetahuan kita tentang iklim hingga saat ini datang dari pengamatan serta analisis yang sangat teliti dengan dasar sains yang kuat, sehingga mereka bertiga layak dinobatkan sebagai peraih penghargaan Nobel di bidang fisika tahun 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H