Mohon tunggu...
Achmad Irfan
Achmad Irfan Mohon Tunggu... Administrasi - KAHMI (Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam)

Saya Suka membaca dan menulis tentang sosial,politik, Hukum, Ekonomi, Budaya

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Erdogan Momentum Peluang Ekspor UMKM

16 November 2022   07:05 Diperbarui: 17 November 2022   08:07 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Bali, Senin (14/11/2022). Pertemuan  tersebut juga membahas tentang perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi (CEPA) antara Indonesi dan Turki.  Kedatangan Presiden Erdogan ke Indonesia menjelang KTT G20  ini, mempererat hubungan antara Indonesia dengan Turki dalam berbagai macam bidang seperti ekonomi, politik, sosial dan budaya. "Kita harus instruksikan kepada para perunding agar hambatan yang ada segera dicarikan solusi yang bisa diterima kedua belah pihak dan perjanjian segera dirampungkan," ucap Presiden Jokowi. Di bidang ekonomi Indonesia mempunyai pelaku usaha khususnya di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Berdasarkan informasi dari Menteri  Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki, mengatakan sebanyak 19.5 juta pelaku UMKM dari 65 juta yang ada, terhubung dan on boarding di bidang digital. Dengan perkembangan informasi dan teknologi yang semakin pesat,  sebagian pengusaha UMKM di Indonesia sudah bekerja sama dan menjual barang dagangannya melalui platform. E-Commerce  seperti Shoppe, Tokopedia, Lazada, Bukalapak, Blibli dan E-Commerce. Dengan hadirnya E-Commerce, para pengusaha cukup registrasi dan mendaftarkan barang dagangannya di platform E-Commerce tersebut, selain itu calon pembeli atau konsumen bisa melihat barang, review, dan harga di E-Commerce. Teten mengatakan berdasarkan data Google, Temasek, and Bain & Company nilai ekonomi digital diperkirakan akan mencapai US$ 146 miliar atau Rp 2100 triliun di 2025. Selama pandemi Covid-19 transaksi UMKM di pasar online meningkat 26% tercatat 3,1 juta transaksi per hari serta kenaikan 35% pengiriman barang. Dengan adanya perjanjian Bilateral dengan Turki, diharapkan juga Pemerintah dapat memfasilitasi para pengusaha UMKM agar bisa memasarkan produknya baik berupa barang maupun Jasa. Adapun jenis Industri yang berpotensi untuk ekspor ke Turki seperti olahan makanan, tekstil, kosmetik, hasil pertanian, pertambangan, perikanan, Karet, kayu dan jenis Industri lainnya. Perlu ada sosialisasi juga dari Pemerintah dan stakeholder lainnya yang terkait untuk pedagang UMKM tentang bagaimana cara mekanisme ekspor ke luar negeri, khususnya ke Turki yang sudah menandatangani perjanjian bilateral dengan pemerintah Indonesia. Selama ini Komoditas ekspor utama dan  unggulan Indonesia ke Turki, antara lain minyak nabati, karet alam, fibres, baja tahan karat (stainless steel), dan trafo listrik. Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari Turki, antara lain carbonates, tembakau, borate, furnace accessories, dan benang. 

Nilai Perdagangan Barang Indonesia dan Turki (1989--2021) (Dok: katadata.co.id/databoks)
Nilai Perdagangan Barang Indonesia dan Turki (1989--2021) (Dok: katadata.co.id/databoks)

Menurut pangkalan data perdagangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Comtrade), nilai perdagangan barang antara Indonesia dan Turki mencapai US$2 miliar pada 2021. Angka tersebut tumbuh 51,85% (yoy) dari tahun sebelumnya. Indonesia juga membukukan surplus perdagangan dengan Turki sebesar US$1,2 miliar pada 2021, tertinggi sejak 1989.
Pada 2021 nilai ekspor barang Indonesia ke Turki tumbuh 53,35% (yoy) ke US$1,6 miliar, sedangkan nilai impor barang meningkat 46,12% (yoy) ke US$400,63 juta. Berdasarkan kesimpulan dari perdagangan barang antar Indonesia dengan Turki yang pada tahun 2021, sudah menghasilkan surplus sebesar US$ 1,2 Miliar, ini merupakan peluang untuk pengusaha UMKM agar lebih jeli melihat peluang ekspor ke Turki. Pemerintah Indonesia selama ini mengandalkan komoditi pakaian, tekstur dan Sepatu untuk di ekspor ke Eropa, sebagai negara Agraris Indonesia juga berpeluang besar untuk ekspor ke Turki dan negara Eropa lainnya. Hasil pertanian Indonesia  dengan empat andalan ekspor seperti sawit, kakao, kopi dan karet harus lebih di kembangkan, karena Indonesia mempunyai lahan perkebunan yang luas, tinggal bagaiman Pemerintah, Pengusaha, dan petani serta stakeholder lainnya bisa meningkatkan komunikasi dan kerjasama yang baik, sehingga menghasilkan keuntungan untuk semua pihak. Selain itu produk rempah-rempah seperti pala, lada putih, kapulaga, cengkeh dan kartu manis juga berpotensi eskpor ke Turki dan negara Eropa lainnnya. Sebenarnya masih banyak lagi potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, belum lagi dengan kekayaan hasil laut Indonesia yang sangat berlimpah  seperti udang, tuna, cakalang, cumi, gurita, aneka kerang, kepiting, lobster, rumput lau, dan hasil laut lainnya. Perjanjian Bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Turki tidak banyak penandatanganan di secarik kertas saja, perlu ada langkah kongkret dari Pemerintah untuk memfasilitasi dan menjembatani antara Pengusaha, petani dan stakeholder lainnya. Duta Besar Indonesia di Turki juga beperan dalam memberikan informasi mengenai produk apa saja bisa di ekspor ke Turki, selain itu pihak duta besar juga mensosialisasikan tentang mekanisme ekspor ke Turki secara lengkap dan jelas. Jika semua pihak Menjalankan Komunikasi dan mekanisme yang tepat sasaran, maka peluang neraca ekspor Indonesia ke Turki dapat meningkatkan surplus secara signifikan, tentunya ini akan sangat menguntungkan untuk Indonesia. Para Petani lokal juga bisa meningkat kesejahteraannya, jika hasil pertanian bisa di ekspor  ke Turki dan negara lainnya dengan nilai jual yang lebih tinggi. Para pengusaha juga bisa membuka lapangan pekerjaan yang  lebih luas dengan bekerjasama dengan penduduk lokal sekitar dalam rangka mengembangkan serta memajukan produk nasional. Banyak pihak yang diuntungkan apabila hasil ekspor bisa meningkat, jika surlplus Ekspor meningkat ini akan mempengaruhi secara mikro terhadap pendapatan masyarakat, dan berpengaruh secara makro terhadap total  pendapatan nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun