Sesuatu kebanggaan tersendiri untuk saya pribadi, pernah tinggal  dan merasakan gairah menjadi aktivis Islam di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Gunung Jati. Banyak kenangan  di ASGJ  dari Ngaji Bareng, Diskusi, sampai Bertemu Tokoh Nasional. Asrama yang beralamat di jalan Bunga, No. 21, Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur ini menyimpan banyak cerita dan sejuta kenangan.Â
Sejarah singkat Asrama Mahasiswa Islam Sunan Gunung Jati (ASGJ), di awali dari berdirinya  Yayasan Asrama Pelajar Islam (YAPI) pada tahun 1952 yang di pelopori oleh bapak Muhammad Natsir Perdana Menteri Republik Indonesia, di dasari dengan pemikiran  bagaimana agar Mahasiswa Islam dan Pelajar Islam dapat berkumpul.Â
Gagasan cemerlang tersebut di sambut dengan baik oleh tokoh pergerakan yang peduli dengan perjuangan mahasiswa dan pelajar Islam seperti  Prawoto Mangunkusumo (Wakil Perdana Menteri Kabinet Wilopo-Prawoto), Meester Sindian Djajadiningrat (Kepala Jawatan Pajak Bumi), keduanya menjadi dua dari delapan orang pendiri Yayasan Asrama Pelajar Islam (YAPI).Â
Yayasan Asrama Pelajar Islam (YAPI) mengawali aktivitasnya  sejak tanggal 4 mei tahun 1952, yayasan tersebut berkantor di jalan Bunga, No. 21, Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, yang saat ini menjadi Asrama Mahasiswa Islam Sunan Gunung Jati. Gedung Yayasan (Asrama Mahasiswa Islam Sunan Gunung Jati) di beli dari sumbangan Yayasan Dana Sosial.
Dihadapan Notaris Raden Kadiman di Jakarta, 8 (delapan) orang pendiri Yayasan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Prawoto Mangkusasmito, Wakil Perdana Menteri Kabinet Wilopo-Prawoto
2. Wartomo, Mahasiswa Akademi Dinas Luar Negeri
3. Meester Sindian Djajadiningrat, Kepala Jawatan Pajak Bumi
4. Abdul Kadir, Mahasiswa Fakultas Kedokteran