1.Patuh Prosedur Kerja
Misalnya sistem  persinyalan KRL commuterline, Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) mengatur perjalanan kereta api, pada setiap tiang rambu perjalanan kereta api terdapat lampu merah, kuning, dan hijau, lampu akan menyala di tentukan oleh kereta yang lewat.Â
Aspek berjalan di tandai dengan indikasi lampu warna hijau, Aspek hati-hati di tandai dengan  indikasi lampu warna kuning, Aspek berhenti di tandai dengan indikasi lampu warna merah.Â
Masinis atau petugas pengoperasian kereta api, dimulai dari Stasiun keberangkatan, bersilang, bersusulan, dan berhenti di Stasiun tujuan di atur berdasarkan grafik perjalanan kereta api.
2.Pengarahan Sebelum bekerja
Pengarahan sebelum kerja  sangat penting, misalnya untuk Polisi khusus kereta api (Polsuska) biasanya ada briefing  yang di komandoi oleh komandan petugas kemananan di setiap stasiun agar petugas keamanan selalu siap siaga dalam memberikan pelayanan kemananan penumpang KRL. Begitu juga dengan masinis selalu ada briefing setiap hari oleh kepala masinis, agar dalam perjalanan kereta api bisa berjalan dengan aman dan nyaman.
3.Selalu Menggunakan Pelindung Diri
Alt pelindung diri untuk keselamatan penumpang kereta api sangat penting seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR) berukuran minimal 3 kilogram, tombol atau rem darurat, palu pemecah kaca, alat pengganjal roda dan petunjuk jalur evakuasi.
4.Peduli Terhadap Lingkungan Kerja
Kepedulian terhadap lingkungan misalnya, terjalinnya sinergitas dan komunikasi yang efektif antara pengatur perjalanan kereta api, masinis, petugas keamanan, petugas kebersihan dalam lingkungan kerja.
5.Melaporkan Jika ditemukan potensi atau Kejadian Berbahaya.