Warung nasi salah satu UMKM yang masih bertahan sampai saat ini, warung nasi ini terdiri dari berbagai macam jenis diantaranya warung Tegal (warteg), rumah makan Padang, warung Sunda (warung), Lapo (warung khas Batak), dan jenis warung nasi lainnya.Â
Keberadaan warung nasi memang sangat di butuhkan, bisa di bilang warung nasi merupakan bagian dari pokok untuk makan dengan biaya yang murah, praktis dan tersedia dimana-mana.Â
Warung nasi bisa di bilang rumah makan sejuta umat, karena bisa di nikmati semua kalangan seperti pekerja kantoran, pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, tukang ojek, tukang bangunan, dan jenis pekerjaan lainnya.Â
Pandemi Covid-19 sejak awal Maret 2020, merupakan ujian yang sangat berat dalam berbagai jenis bidang pekerjaan, bahkan hampir sebagian besar pekerja kantoran kena PHK atau dirumahkan, banyak pengusaha UMKM dan kelas atas mengalami kebangkrutan.Â
Dari ribuan jenis pekerjaan yang ada, warung nasi salah satu UMKM yang masih bertahan melawan pandemi covid-19, walaupun omzet warung nasi turun drastis.Â
Tetapi salah satu faktor terbesar yang membuat warung nasi bertahan, karena sangat di butuhkan dan banyak di cari orang untuk  untuk sarapan pagi, makan siang, makanan malam, warung nasi selalu setia  menemani.Â
Warung nasi juga siap menghadapi resesi ekonomi dengan password andalannya yaitu "sedia paket", maksudnya adalah  warung nasi menyediakan paket dengan harga Rp. 10.000, kita sudah mendapatkan nasi, lauk  bisa memilih salah satu (ayam,ikan,rendang) dan termasuk sayuran daun singkong atau kol.Â
Strategi paket Rp 10.000 memang sudah terbukti ampuh, terbukti sebagian besar warung nasi masih tetap bertahan, serta masih banyak pembeli yang masih setia dengan paket murah meriah tersebut.Â
Bahkan ketika harga bahan baku makanan naik seperti minyak goreng, telur, daging sapi, daging ayam naik tetapi warung nasi masih tetap bertahan menawarkan paket lengkap cuma Rp. 10.000.
Dari awal pandemi Covid-19 sampai saat ini, sekitar  2 tahun 7 bulan, tetapi eksistensi warung nasi masih tetap bertahan sampai sekarang dan masih tetap kebal terhadap resesi.Â
Kesimpulan dari warung nasi adalah dalam menjalankan usaha tidak harus untung dan modal yang besar, tetapi dibutuhkan inovasi dan strategi dalam menangkap peluang bisnis.Â
Semoga UMKM lainnya dapat mengikuti jejak dan strategi warung nasi untuk tetap bertahan dalam menghadapi berbagai macam kondisi yang ada.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H