Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Chemistry Nenek-Cucu dalam Film "How to Make Millions Before Grandma Dies"

11 Mei 2024   12:12 Diperbarui: 12 Mei 2024   18:53 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Penulis hadir dalam Special Screening di CGV Grand Indonesia - (Dokumentasi Pribadi 8/5)
Penulis hadir dalam Special Screening di CGV Grand Indonesia - (Dokumentasi Pribadi 8/5)

Jika ditelisik dari ide cerita, film How to Make Millions Before Grandma Dies sebenarnya punya unsur kebaruan dibanding film-film Indonesia yang angkat hubungan orangtua dan anak. 

Sudut pandangnya tentu jarang sekali ditemukan dalam drama keluarga. Ada unsur "nenek" dalam judulnya dan penceritaan dari sisi cucu yang begitu unik. Chemistry nenek dan cucu yang awalnya berlandaskan materi justru dipelintir naskah dengan kasih sayang nan getir.

Film Thailand ini mampu menunjukkan seperti apa cinta seorang Ibu sekaligus nenek terhadap anak dan cucu yang tak kenal batas. Mau anaknya terlilit utang sekalipun, selama ada ikatan emosional justru ibu akan mengarahkan anak itu ke jalan yang benar. Begitu juga cucu yang selalu didoakan supaya bisa sukses dapat pekerjaan yang diinginkan.

Pada bagian awal How to Make Millions Before Grandma Dies, film lebih fokus memperlihatkan hubungan cucu untuk dapat hati Amah agar bisa tinggal di rumahnya. Penonton bakal lihat bagaimana M berusaha mengambil hati Amah supaya merasa lebih aman saat ada cucu yang mengurusnya di rumah itu. 

Letupan-letupan konflik sebenarnya sudah dimulai karena Amah masih bersikeras mengurus dirinya sendiri. Tapi, M justru keceplosan atas penyakit yang diderita Amah sudah makin parah.

Percikan konflik bawa penonton pada jalan cerita seperti apa cucu yang bersedia meluangkan waktu bersama Amah. Penonton akan melihat M ikut jualan Congee, mengantar Amah kemoterapi, atau menemui anak Amah satu per satu. 

Terasa agak lama memang, tapi adegan-adegan tersebut dipersiapkan untuk hadapi gelombang adegan emosional yang muncul dari klimaks sampai akhir filmnya.

Hanya beberapa adegan menurut penulis terlampau singkat. Adegan tersebut seharusnya bisa dieksplorasi lebih dalam sehingga mampu meninggalkan hal berkesan. Contoh saat nenek kelelahan diajak berdoa ke salah satu kuil di Thailand. Seharusnya bisa ditambah adegan nenek digendong cucu atau anaknya supaya penonton lebih terenyuh.

Begitu juga adegan Amah saat berkunjung ke rumah saudara kandungnya. Awalnya, mereka bisa lepas rindu dengan nyanyi bersama. Tiba-tiba Amah justru dapat penolakan atas permintaannya sehingga menimbulkan rasa sesak di dada.

Adegan klimaks justru terjadi saat kondisi Amah memburuk. Dari situ penonton bakal menyaksikan seperti apa persoalan warisan diributkan. Memang ada hal yang tak disangka karena surat waris sudah dipersiapkan Amah sejak lama. Tapi, akhir cerita penonton dikejutkan kembali karena ada wasiat lain yang telah dipersiapkan Amah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun