Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Film Hamka dan Siti Raham: Film Biopik dengan Romansa Cinta sesuai Masanya

14 Desember 2023   16:25 Diperbarui: 18 Desember 2023   16:25 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Hamka & Siti Raham Vol.2. Sumber: Kompas.com

"Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, Ia laksana setitik embun yang turun dari langit: bersih dan suci" (Buya Hamka)

Pada libur akhir tahun 2023 ini, ada banyak film lokal yang bisa menjadi alternatif hiburan di bioskop. Salah satu yang bisa jadi pilihan keluarga yaitu film bergenre religi seperti film Hamka dan Siti Raham. Film besutan Fajar Bustomi ini menceritakan kisah Buya Hamka volume dua yang prekuelnya telah rilis saat libur lebaran lalu. Dengan mengusung konsep biopik, tentu film Hamka dan Siti Raham patut ditunggu.

Bila pada volume 1, film fokus kehidupan Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka yang pemikiran-pemikirannya selalu dituang ke dalam bentuk tulisan.  Maka pada volume 2, kita bisa melihat seperti apa masa-masa Hamka di penjara dua tahun sampai Ia menyelesaikan karya tafsir Al Azhar. Tapi, kehidupan Hamka tak bisa lepas dari derita yang harus dialaminya.

Alkisah Buya Hamka hidup di masa agresi militer Belanda sampai masuk ke rezim orde baru (orba). Keberaniannya untuk tetap berjuang pasca kemerdekaan tentu harus menghadapi 'perang saudara' yang bergejolak kala itu. Sejak perjanjian Roem-Royen tahun 1949, Ia pindah ke Jakarta dan mulai karier sebagai pegawai negeri sipil di Departemen Agama. Tapi, hidup berkecukupan membuat Ia memutuskan keluar dari lingkaran instansi Pemerintahan yang tak sesuai dengan ideologinya.

Cobaan hidup Hamka makin berat. Ia pun difitnah untuk menjatuhkan Presiden Soekarno. Tuduhan tersebut berujung pada penahanannya di Sukabumi sekitar tahun 1964. Proses penahanan selama dua tahun tak lepas dari dugaan keikutsertaannya pada pertemuan bersama Partai Majelis Syuro Muslimin (Masyumi) yang terlibat aksi PRRI-PERMESTA.

Belum selesai kasus Hamka selama di penjara, karyanya dituding plagiat. Hingga akhirnya, Hamka justru memaafkan Pramoedya Ananta Toer yang menjadi bagian dari anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Bahkan, Buya pun membantu menantu Pram agar menjadi mualaf.

Kisah Hamka dan orang-orang terdekatnya akan makin menyentuh personal pada volume dua ini. Dibalik keteladanannya, Ia juga hadir sebagai sosok penyayang bagi Siti Raham dan anak-anaknya.

Vino G. Bastian sebagai Buya Hamka (dok. pribadi)
Vino G. Bastian sebagai Buya Hamka (dok. pribadi)

Film Hamka dan Siti Raham rencana rilis pada tanggal 21 Desember 2023. Bintang-bintang ternama Indonesia masih menghiasi layar sebagai jajaran pemainnya. Vino G. Bastian sebagai Buya Hamka dan Laudya Cynthia Bella sebagai Siti Raham mampu membuktikan kualitas aktingnya dan lakukan penokohan mendalam meski sosok-sosok yang dimainkan sudah tidak ada di dunia.

Chemistry keduanya juga makin mesra. Sisi romantis dari Buya Hamka dan Siti Raham mampu menunjukkan seperti apa cara mereka menunjukkan kasih sayang dengan versi terbaiknya masing-masing. Volume kedua pun lebih kental dengan unsur romansa sehingga sosok Hamka yang sayang terhadap dirinya sendiri dan keluarga bisa terbingkai dengan baik.

Apresiasi tertinggi juga harus diberikan pada Jerry Oktavianus selaku penata rias dalam film Hamka dan Siti Raham. Special make up character untuk membuat tokoh tampak tua dan menyerupai tokoh aslinya tentu berhasil dieksekusi nyata sesuai usia karakternya. Konon konsep make up prostetik yang harus dilakukan bernilai fantastis dan butuh waktu lama untuk menyelesaikan setiap riasan sesuai peran yang dimainkan.

Karakter yang mendalam hanya saja tak bisa diikuti dari adaptasi skenario yang ditulis. Pengenalan Buya Hamka masih sama seperti volume 1 terkesan tak berani pada hal detail atau cuma luarnya saja. Film Hamka dan Siti Raham pun dinikmati ibarat fragmen atau visual-visual yang terpenggal menyesuaikan periode tahunan sesuai nilai historisnya. Nonton film ini terasa seperti membaca riwayat hidup singkat sehingga penulis skenario tampak kurang riset yang mendalam atas benang merah yang ingin diikat dalam film.

Penjelasan masalah kehidupan Hamka hanya terasa menarik pada saat adegan di penjara saja. Meski, konflik yang ada di dalam penjara juga masih berkutat pada konflik batin yang singkat. Hal ini membuat penonton masih bertanya "Kenapa bisa Hamka yang bersahabat dengan Presiden difitnah dan sampai begitu lama mendekam dua tahun di penjara?!" Film pun tergesa-gesa mengakhiri cerita yang penting bisa menyentuh hati penonton sekelumit saja.

Film Hamka dan Siti Raham (dok. Falcon Pictures)
Film Hamka dan Siti Raham (dok. Falcon Pictures)

Kolaborasi Falcon Pictures dan Kharisma Starvision Plus terhadap film ini terasa niat sekali. Mereka ingin membuat desain produksi film biopik seperti yang sudah pernah ada sebelumnya. Sebut saja ada film Bumi Manusia, Guru Bangsa: HOS Tjokroaminoto, Soekarno, Wage, Kartini, Sang Pencerah, dan Sang Kiai. Nuansa latar lokasi pun dipilih yang menyesuaikan zamannya.

Hal lain yang patut diapresiasi yaitu pada pemilihan original soundtrack yang mengiringi adegan film saat momen menyedihkan dalam hidup harus dilalui siapa saja. Lagu berjudul Cintaku Untukmu yang diproduksi Dewa Budjana berhasil membuat adegan bernuansa romantis makin manis. Suara Fadly dan Putri Ariani begitu ramah terdengar sehingga bisa dinikmati penonton film ini. Music video yang digarap Anggy Umbara dan bisa ditonton dikanal Youtube Falcon Music pun terlihat begitu syahdu dan lebih punya makna mendalam dibanding filmnya.


***

Sebagai bagian kedua dalam kisah Buya Hamka, film Hamka dan Siti Raham masih bisa dinikmati dengan sudut pandang yang berbeda. Film biopik ini tak perlu teriak keras tentang sejarah perjuangan bangsa. Kemasannya begitu halus untuk menyentuh sisi personal dari seorang ulama sekaligus sastrawan yang berjuang sesuai jalan hidup dan masanya. Meski cerita historisnya masih belum membuat terpikat, penonton bisa mempelajari perjuangan Hamka dari sisi dakwah dan seperti apa romansa cintanya terhadap keluarga.

Tulislah yang engkau lihat, engkau alami, dan engkau rasakan.

 (Buya Hamka)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun