Kompasianer puasa tiap hari, tapi jarang ikut salat tarawih berjamaah di masjid? Berarti, kamu hanya bagian dari pemalas bukan pemenang sejati yang mampu berjuang hingga titik akhir penghabisan untuk memaknai Ramadan dengan kesungguhan hati.
Ibadah yang dilakukan umat muslim saat Ramadan tak hanya sekadar dilakukan dari pagi sampai sore saja. Ada ibadah di waktu malam seperti salat tarawih berjamaah yang juga punya keutamaan pahala berlipat ganda.Â
Omong-omong salat tarawih, kebiasaan yang sering terjadi di masjid yang ada dimana-mana hanya ramai saat awal Ramadan saja. Semakin dekat lebaran, shaf biasanya terlihat lebih maju.Â
Bagi Kompasianer yang bisa bertahan ikut salat tarawih berjamaan di masjid, kalian luar biasa! Lebih afdal lagi kalau sebelum ke masjid, kita bisa mempersiapkan penampilan terbaik atau istilah anak zaman now bilang "outfit tarawih"
Salat yang dikerjakan selepas salat Isya ini juga punya perbedaan rakaat di setiap masjid. Ada yang melaksanakan salat tarawih dan witir 11 rakaat atau ada juga yang sanggup dengan 23 rakaat.Â
Kebetulan di masjid domisili penulis menerapkan 23 rakaat. Jumlah rakaat yang lebih banyak tentu relate dengan pakaian (outfit) yang kita kenakan saat tarawih. Minimal, kita pakai outfit tarawih yang senyaman mungkin.
Aku biasa memilih outfit tarawih seperti kopiah, baju koko, dan kain sarung. Sebab niat kita melangkahkan kaki ke masjid untuk berkunjung ke rumah Allah dan fokus beribadah selama di sana. Makanya, alangkah indah apabila pakaian yang kita kenakan bukan pakaian buat nongkrong seperti bersama kawan-kawan. Pakai baju muslim itu masih bisa terlihat maskulin kok.
Kopiah yang aku pakai pada malam ini saat Tarawih punya bentuk bundar. Didominasi warna kecokelatan dan ada motif masjid pada beberapa bagian sisinya. Aku juga memastikan untuk tak salah ukuran dalam memilih kopiah sesuai besar lingkaran kepala.
Baju koko yang aku kenakan berwarna kuning dengan motif ornamen menyerupai matahari di tengah bagian kancing dan motif garis gelombang pada pergelangan tangan. Sepertinya ini koleksi baju koko punyaku yang sudah cukup lama dibeli. Untungnya dengan ukuran M, baju koko ini masih muat dipakai dengan kondisi tubuhku yang sekarang.
Selanjutnya, aku lebih memilih sarung dibanding model celana panjang untuk menutup aurat bagian bawah. Saat harus duduk ketika salat tarawih, sarung lebih terasa nyaman dipakai. Aku pun memilih sarung Wadimor yang warnanya hampir senada dengan kopiah yang dipakai dan sedikit ada sentuhan kekuningan sesuai dengan warna baju koko yang dikenakan.
Sementara pilihan alas kaki atau sandal, aku biasanya pakai sandal jepit yang biasa saja. Hal ini untuk menghindari supaya sandal tak hilang saat dibawa tarawih. Bisa juga disiasati dengan pilih model sandal yang tak biasa atau beda dari yang suka dipakai kebanyakan orang. Kondisi demikian supaya sandal kita tak tertukar dengan jamaah lain apalagi kalau di masjid tidak ada tempat penitipan sandal.
Cinta itu ibarat salat tarawih. Bukan mereka yang hanya datang saat awal Ramadan saja, melainkan dia yang sanggup bertahan sampai akhir Ramadan. Makanya, penulis menyarankan supaya Kompasianer yang baca tulisan ini tak bergabung jadi tim pemburu baju lebaran, lebih baik kita termasuk golongan orang-orang yang malu kalau sampai lalai tidak melaksanakan salat tarawih pada bulan Ramadan tahun ini.
Apapun outfit Tarawih yang Kompasianer kenakan. Pastikan apa yang dipakai itu bersih dari najis dan menutup aurat. Jangan lupa niatkan salat tarawih untuk fokus beribadah bukan untuk pamer outfit yang baru kita punya. Selamat melangkahkan kaki ke masjid dan seringlah melakukan ibadah secara berjamaah supaya kita raih keberkahan berlipat ganda didalamnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI