Kompasianer masih ingat film Indonesia apa saja yang angkat tema perihal kesehatan mental? Dua judul film kembali aku tonton ulang streaming melalui platform OTT pakai akses paket internet cepat. Film Kukira Kau Rumah dan Film Dear Nathan: Thank You Salma. Isu kesehatan mental yang diangkat dalam film tersebut memang dekat dengan keseharian dan punya pesan moral bagi siapa saja yang menontonnya.
Minggu lalu, aku juga sempat nonton film "Berbalas Kejam" yang mana seorang ayah harus memproses memori traumanya dengan mengalami kembali insiden yang pernah menimpa keluarganya. Meski sudah terapi ke psikiater nyatanya masih belum bisa sembuhkan luka mental yang dialami. Sosok ayah terlihat sulit melepaskan diri dari memori silam sejak terjebak dalam trauma akut saat melihat anak dan istrinya meninggal dihadapannya sendiri.
Eits, tulisan kali ini bukan untuk ulas tentang filmnya. Aku hanya ingin menulis terkait resolusi kesehatan mental yang harus aku jalankan tahun ini. Sebab keresahan atas bermacam problematika kehidupan yang dialami diri mengharuskanku memprioritaskan mental health. Harapannya, supaya aku bisa peka terhadap sekitar dan menjaga solidaritas sosial dalam persahabatan. Aku pun ingin menjadi manusia seutuhnya yang selalu bersyukur dengan mendengar, memahami, dan mengerti pentingnya refleksi dari setiap pelajaran dan perjalanan hidup yang dilalui.
    Biasanya, gangguan kesehatan mental itu terjadi setelah individu mengalami atau menyaksikan peristiwa yang mengerikan. Peristiwa tersebut mengguncang alam pikiran secara berulang hingga menyisakan trauma. Beranjak dari hal itu, kita bisa dengan mudah kehilangan konsentrasi atau fokus saat menjalani kehidupan ke depannya.
    Bila tahun lalu, aku sudah wujudkan resolusi untuk self love dengan merawat diri. Maka, aku harus bisa upgrade kesehatan mentalku tahun ini sama halnya seperti paket internet cepat yang tiap tahun ada peningkatan. Resolusi sehat mentalku juga bukan  lagi sekadar lakukan olahraga, istirahat yang cukup, atau konsumsi makanan sehat. Ada 3 resolusi yang bisa memancarkan aura positif dalam hidupku:
1. Hentikan bicara negatif terhadap tubuh sendiri
Rasa malu saat ada yang tidak sesuai dengan tubuh memang suatu hal yang wajar. Tapi, bicara terhadap tubuh yang negatif itu sama saja mengutuk diri sendiri atau tidak puas terhadap bentuk tubuh yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita. Buatlah dirimu menjadi lebih percaya diri meski ada jerawat, kondisi badan tidak tinggi, warna kulit yang berbeda dari yang lain, dan sebagainya.
Intinya body positivity. Kita harus melakukan penerimaan diri saat melihat bentuk, ukuran, atau kemampuan tubuh yang kurang atau justru berlebih seiring bertambah usia. Justru dari situ, kita bisa menjadikan diri kita terlihat unik.
2. Mulailah berinteraksi sosial
Untuk terhindar dari rasa kesepian, kita butuh hubungan yang tulus dan bermakna. Maka, penting bagi siapa saja yang mau merawat mentalnya untuk luangkan waktu buat orang lain. Lebih berharga bila kita bisa menyempatkan diri untuk andil dalam suatu kegiatan sosial atau amal yang bisa membahagiakan sesama.