Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Asuransi Kesehatan Online demi Perlindungan Optimal

15 Januari 2022   23:55 Diperbarui: 25 Januari 2022   11:05 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asuransi kesehatan online cepatnya maksimal (dokpri)

Panik! Itu yang keluarga rasakan saat itu. Tentu sambil terus berdoa, kami langsung membawanya ke rumah sakit agar dapat penanganan medis pertama. Tapi, berobat dikala pandemi tak semudah yang dibayangkan. Saat bulan Januari tahun 2021, kondisi pandemi mengalami gelombang pertama Covid19. Bisa dipastikan rumah sakit banyak yang penuh. Kami kebingungan harus membawa pasien kemana.

Aku sibuk menelepon petugas layanan beberapa rumah sakit swasta, namun rumah sakit itu menolak karena mereka fokus menangani pasien Covid19 yang jumlahnya meledak saat itu. Sampai akhirnya, ada satu rumah sakit negeri yang bersedia menerima pasien non-covid19 dengan kondisi kritis seperti itu, yaitu RS. Pusat Otak Nasional (PON), Jakarta Timur.

Sampai di sana, keluarga terkejut karena prosedur pasien harus tetap melalui jalur covid19. Artinya, pasien harus siap melakukan tes swab sebelum tindak operasi. Begitu juga pasien yang baru datang harus diisolasi selama 3 hari dan tidak boleh ditunggu langsung oleh keluarga didalam ruangan. Bila terjadi keburukan, semua prosedur pemakaman harus mengikuti protokol kesehatan. Ditambah kondisi waktu ke rumah sakit negeri yaitu pada hari Jum'at malam sehingga bisa dipastikan hari Sabtu dan Minggu tidak ada jadwal dokter spesialis yang bisa melakukan tindakan operasi. Kami pun pasrah!

Setelah 3 hari menunggu, proses operasi berlangsung hari Senin. Semua berjalan lancar, hanya saja pasien tidak bisa kembali normal karena dinyatakan STROKE. Tak perlu aku jelaskan rinci berapa biaya yang harus dibayar untuk semua proses pengobatan itu. Sedihnya, om aku ini sudah pensiun dari pekerjaannya dan dia tidak punya asuransi kesehatan sama sekali. Biaya pengobatan pun sampai saat ini ditanggung mandiri dari sisa-sisa tabungan selama masa produktifnya.

Kondisi om aku saat terbaring di ranjang rumah sakit dan setelah operasi divonis STROKE. (dokpri)
Kondisi om aku saat terbaring di ranjang rumah sakit dan setelah operasi divonis STROKE. (dokpri)

Ada hikmah yang bisa diambil dari pengalaman sakit secara tiba-tiba yang dialami oleh anggota keluargaku. Sehat itu nyatanya berharga dan kita perlu punya asuransi kesehatan yang melindungi siapa saja yang membutuhkan. Dari kejadian tersebut, aku mulai sayang terhadap diri sendiri dan keluarga. Aku coba mengontrol kesehatan mentalku demi menjaga pola hidup sehat yang tidak ingin merepotkan keluarga. Aku perlu mempersiapkan hal-hal yang tak terduga. Aku mulai rajin cari informasi seputar asuransi kesehatan. Sebagai milenial, pilihanku jatuh pada jenis asuransi kesehatan online yang bisa dibeli sambil rebahan dimanapun aku mau.

Pahami Urgensi Asuransi

Kita mungkin sering lupa untuk menyiapkan asuransi setelah tidak bisa produktif lagi dalam bekerja atau berkarya. Namanya hidup, ada saja risiko atau kejadian yang tak terduga. Seperti yang dialami oleh om aku saat sakit dan diopname di rumah sakit. Tentu dana darurat yang susah payah dikumpulkannya saat kerja malah habis dipakai berobat pada masa pensiunnya. Jangan sampai penyesalan seperti itu juga terjadi pada Kompasianer.

Asuransi itu ibarat payung yang melindungi diri kita dikala hujan. Kita memakai payung supaya baju tidak kebasahan terkena air hujan. Misalkan, tidak ada payung yang melindungi tentu hujan-hujanan juga bisa mendatangkan penyakit. Berarti, lebih baik punya perlindungan diri dibanding tidak sama sekali.

Itulah makna asuransi yang harus jadi pilihan hidup dalam kondisi yang tidak pasti. Konsep proteksi, aku pikir akan mudah dipahami sebagai bagian dari alokasi finansial dalam keluarga. Dari sini, urgensi asuransi menjadi vital dan wajib dicatat oleh semua Kompasianer bahwa punya asuransi itu idealnya saat usia muda, selagi kita masih sehat dan bisa berdaya.

Dari riset Inventure Indonesia bersama Alvara Research Center pada November 2020 dinyatakan bahwa 78,7% dari responden setuju kalau seseorang perlu memiliki asuransi jiwa dan asuransi kesehatan dengan adanya pandemi. Bicara pandemi ternyata situasinya mampu ciptakan peluang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan urgensi perlindungan terhadap berbagai risiko kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun