Kalau aku hanya bermain perang sarung sebatas candaan saja. Tak pernah memasukkan unsur dendam ke dalam permainannya. Biar sajalah disebut nyalinya ciut.
Kenakalan Khas Ramadan yang Tak Bisa Dibiarkan
   Aku tidak ingin kembali ke masa itu. Aku hanya ingin perang sarung disudahi saja karena hanya membuang waktu. Pergeseran persepsi perang sarung di mata anak-anak sekarang tentu terjadi karena degradasi moral anak-anak. Mereka lebih mudah tersulut emosi akibat pengaruh tontonan yang tidak mendidik atau banyak adegan kekerasan.
   Daripada perang sarung dijadikan pelampiasan arogansi semata, mending perang sarung dibuat dalam bentuk aplikasi games saja. Bukankah perang virtual lebih seru untuk membunuh waktu bosanmu?
   Hanya saja kita tak boleh lupa waktu. Permainan dan kenakalan yang telah berlalu biar menjadi cerita masa lalu. Saat ramadan, kita hanya butuh waktu untuk menjaga hablum minallah (hubungan manusia dengan Sang Maha Pencipta) dan hablum minannas (hubungan manusia dengan manusia lain).
   Jadikan waktu ramadan untuk memperbanyak amal bukan membuat kerusuhan. Semoga saja perang sarung tak diwariskan untuk dimainkan dalam kesempatan apapun. Cukup generasi saya saja yang merasakannya, anak dan cucu nanti 'JANGAN!!'
   Baca juga hal-hal lain yang dirindukan saat ramadan:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H