Genflix Original yang bisa ditonton GRATIS.
Tentu Kompasianer sudah kenal dengan KPK yang menjadi lembaga negara independen untuk berantas setan-setan koruptor. Namun, ada sekelompok milenial yang mengatasnamakan perkumpulannya sebagai KPK untuk membasmi makhluk gaib yang jahat terhadap manusia. Mereka tergabung dalam Komisi Pemberantas Ketakutan yang beraksi setiap Jumat dan Minggu dalam tayangan series platformBerhubung nonton di bioskop masih dibatasi dan tayangan televisi masih banyak yang tidak berisi, penulis memutuskan untuk nonton streaming pada salah satu platform video on-demand karya anak bangsa ini.
Ada penawaran menarik dari segi harga karena aku tergoda promo bulan cinta (diskon 50%) dari salah satu e-commerce di Indonesia. Aku pun memutuskan jadi pelanggan bulanan sebab koleksi konten pada platform Generation Flix (GenFlix) sangat cocok bagi penikmat series sepertiku.
Hal menarik dari platform streaming ini dibanding yang lain yaitu karya-karya lokal lebih banyak tampil sebagai konten yang bisa ditonton. Ada pilihan film berdurasi panjang dan pendek yang asyik. Bahkan, ada konten dalam bahasa Jawa yang bisa dinikmati siapa saja.
Lebih dari itu, cara berlangganannya pun unik. Bisa melalui e-commerce, dompet digital, atau operator seluler yang kita pakai pada ponsel. Semua proses pembayaran untuk nonton disesuaikan juga dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang serba cashless (tanpa uang tunai).
Tak salah pilih! Aku bisa mengapresiasi karya-karya dari dalam negeri melalui situs resmi www.genflix.co.id dengan resolusi tinggi atau unduh aplikasi via google playstore maupunapple store. Aku langsung pilih konten dari kategori GenOriginals. Kategori konten ini menampilkan beberapa serial dengan tema percintaan yang sebelumnya pernah aku tonton. Demi menguji adrenalin, aku memutuskan untuk nonton series bergenre horor dengan tajuk Komisi Pemberantas Ketakutan (KPK).
Konten eksklusif serial KPK merupakan hasil kolaborasi bersama rumah produksi Tobali Putra Productions. Serial KPK mengisahkan sekelompok anak muda yang melawan hantu-hantu bergentayangan. Fokus setiap episodenya menampilkan cerita berbeda yang dekat dengan keseharian.
Randu (Rezca Syam), Boy (Fauzan Nasrul), dan Olive (Kiky Saputri) bertemu dengan Valen (Aliyah Fauziah) tanpa sengaja di Kampung Pok Ame-Ame. Pengalaman mistis mereka memberi keberanian untuk melanjutkan Komisi Pemberantas Ketakutan (KPK) yang pernah dibubarkan sejak meninggal Wisnu, mantan dari Valen.
Diawali dengan kembalinya hantu Nenek Gayung ke kampung tersebut, semua warga kampung jadi geger. Belum lagi ada pembalasan dari Wewe Gombel dan teror Genderuwo yang terus meresahkan. Pocong dan Hantu Kepala Buntung juga turut meramaikan penampakan dalam episode yang berbeda. Ada juga rumah hantu yang didatangi KPK untuk mengusir makhluk-makhluk jahat didalamnya. Setiap episode series ini menghadirkan hantu yang berbeda dengan latar ragam kisah yang mengawali ceritanya. Serial KPK jadi makin ditunggu tiap penayangannya!
Serial yang disutradarai oleh Cheppy Goper dan Joel Fadly ini tayang dua kali dalam seminggu. Setiap episode berdurasi 45 sampai 60 menit. Awal dan akhir konten serial ini diiringi original soundtrack yang dinyanyikan oleh Adera dengan judul lagu "Lebih Indah". Pemilihan lagu ini tepat sehingga mampu membentuk benang merah cerita dalam tiap episodenya. Penulis suka sekali dengar lagu ini.
Hal menarik lain, kisah misteri dibalut komedi sehingga penonton diajak tak terlalu takut. Celotehan-celotehan lucu nan seru mewarnai adegannya. Kiky Saputri sangat cerdas melontarkan candaan secara spontan. Bayangkan saja! Saat berhadapan dengan setan, Ia mampu ajak bercanda setan itu. Suasana tegang dan tercekam jadi mencair sehingga serial sangat cocok ditonton bagi Kompasianer yang penakut.
Humor makin segar dengan dukungan pelawak senior seperti H. Malih yang berperan sebagai Engkong dan Putty Noor yang berperan sebagai emak dari Randu. Didukung pula aktor kawakan, Krisna Mukti yang memerankan karakter antagonis sebagai ayah dari Valen. Proses pemilihan pemain (casting) sudah pas. Tiap pemeran mampu membangun karakter masing-masing.
Aksi KPK untuk melawan hantu begitu unik. Mereka membawa tas berisi peralatan dan perlengkapan yang bisa mengusir makhluk halus. Sebut saja daun kelor, bambu kuning, kompas pencari jejak setan, air bekas mandikan jenazah, serbuk gatal-gatal, suntikan kekebalan, cambuk penistaan, jaring perangkap, ketapel bikin ngilu, dan masih banyak lagi.
Sentuhan horor justru hadir dari artistik seperti latar tempat yang bernuansa seram. Gubuk tua, pohon angker, dan hutan pinus memberi unsur ketegangan setiap kasus yang harus diselesaikan KPK. Alam gaib dan alam nyata pun direpresentasikan dengan perbedaan dasar yang mencolok sehingga penonton akan merasa ikut masuk ke dalamnya.
Hal yang sangat disayangkan dari serial ini, hanya dari segi teknis. Efek visual dan tata cahaya terlalu berlebihan. Efek visual masih terasa kurang halus terutama saat alat-alat pembasmi hantu menghilangkan hantu tersebut. Sementara tata cahaya yang over terlihat saat adegan didalam ruangan. Ada penempatan lampu di luar ruangan yang seolah menggantikan sinar matahari sepertinya tak diberi diffuser sehingga cahaya terlihat terlalu terang.
Penulis berharap untuk episode serial KPK mendatang bisa menghadirkan mitos atau legenda berbau mistis yang sering diceritakan lintas generasi secara turun temurun sehingga semua setan yang diperbincangkan di Indonesia bisa tampil atau unjuk gigi. Selain itu, aktor dan aktris pendukung yang hanya hadir dalam satu episode semoga bisa ditampilkan namanya dalam credit title. Minimal, nama-nama pemeran tertulis pada caption (keterangan) di bawah judul setiap episodenya. Peran mereka cukup diperhitungkan dan mereka juga bagian dari tim produksi karya serial tersebut, meski bukan tim inti.
Pada akhirnya, penulis yakin bahwa serial KPK bisa mengusir ketakutan saat bosan selama di rumah saja. Serial orisinal dari Genflix ini patut jadi rekomendasi tayangan yang menghibur untuk ditonton darimanapun. Apapun device yang Kompasianer gunakan, nonton horornya di Genflix aja ya.
Oia, kalau bertemu hantu atau diganggu makhluk jahat jangan sampai keder apalagi malah lari terbirit-birit. Segera lapor KPK untuk dibasmi dengan metode yang bikin perut melilit.
Keep streaming on Genflix Original, Kompasianers!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H